Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kritis terhadap Program Deradikalisasi

20 Januari 2016   22:48 Diperbarui: 21 Januari 2016   12:29 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan semua yang diposisikan radikal itu (kanan ataupun kiri) tidak mengakui diri mereka sebagai radikal. Mereka bersikap normal saja.

Keenam, jangan salah, untuk menjadi seorang radikal itu tidak gampang. Ada jenjang indoktrinasinya dan faktor loyalitas seorang rekrutmen kepada perekrutnya. Dan sesuatu yang dicapai dengan sulit, tentu akan melekat dan sulit diubah. Makanya, mengubah seorang radikal menjadi tidak radikal (moderat) juga tidak bisa digampangkan.

Ketujuh: tapi okelah. Kalau kita berkonsensus harus melakukan program deradikalisasi, maka diperlukan pemahaman cermat tentang klasifikasi sasaran program deradikalisasi. Di sini, kacamata pukul rata tidak bisa digunakan, yang tidak mempertimbangkan bahwa bobot radikalisme juga bisa berlapis-lapis.

Dan bobot berlapis tentang radikalisme seseorang atau kelompok itu dapat dilihat dalam diagram yang disederhanakan sebagai berikut:

 [caption caption="File pribadi"]

[/caption]

Penjelasan diagram:

Lingkaran-1 (merah): figur atau kelompok atau organisasi, yang dapat dikategorikan telah mencapai titik kematangan radikalisme; Dan siap memperjuangkan ideologi radikalnya dengan cara kekerasan sekalipun (teror); Nyaris mustahil diubah menjadi moderat; Jumlahnya tidak terlalu banyak. Catatan: mereka yang sudah berangkat untuk berjihad ke Suriah dapat diklasifikasi bagian dari lingkaran lapis-1 (merah).

Lingkaran-2 (kuning): mereka yang memiliki pengetahuan relatif utuh tentang paham radikalisme, namun belum pernah terlibat langsung atau pun tidak langsung dalam aksi teror. Alumni beberapa ponpes tertentu di Indonesia masuk dalam kategori ini. Dan mereka cukup rentan bergeser ke lingkaran-1. Tidak ada angka pasti tentang jumlahnya, tapi diperkirakan ribuan orang.

Lingkaran-3 (abu-abu): yakni mereka yang sebenarnya tidak/belum utuh pemahaman radikalismenya, tapi cenderung menjadi simpatisan atau bersikap “dapat memahami” ideologi radikal. Mereka rentan menjadi sasaran rekrutmen. Jumlahnya bisa puluhan ribu orang.

Sementara lingkaran-4 (hijau): adalah masyarakat umum yang moderat dan cenderung anti radikal. Mereka inilah yang harus dibentengi agar tidak terkontaminasi oleh pemikiran deologi radikal.

Harus dicatat bahwa pergeseran dari lingkaran kuning, lalu masuk ke lingkaran merah bisa terjadi setiap saat, begitu juga dari lingkaran abu-abu ke lingkaran kuning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun