Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Terjal Pemberantasan Terorisme

17 Januari 2016   16:18 Diperbarui: 17 Januari 2016   21:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman Suriah

Setelah terdesak di semua front, rezim Bashar Assad di Damaskus akhirnya menempuh metode melokalisasi wilayah tertentu dengan membiarkan semua kota-kota utama menjadi medan tempur, kecuali Damaskus.

Dan hasilnya kita semua tahu: semua kota di Suriah – selain Damaskus – menjadi bancakan yang hancur lebur. Surely, it’s not the one we want it to be happenning in Indonesia.

Pengalaman Mesir

Mesir boleh dibilang negara Muslim pertama yang mengalami ancaman teror kelompok radikal, bahkan sejak 1940-an, dan telah bereksperimen dengan berbagai metode penanggulangan: represif, persuasif, dialog kompromi.

Secara kajian ideologis, memang hampir semua gerakan radikal di dunia Islam adalah manifestasi dari “tafsiran bervariasi” terhadap gerakan Ikhwanul Muslimin. Mesir adalah negara Muslim modern pertama yang mengalami pembunuhan pucuk pimpinan negara oleh kelompok radikal (pembunuhan Anwar Sadat 1981). Sejak itu, aparat keamanan Mesir melakukan permaianan ala petak umpat dengan kelompok radikal.

Lalu sejak 2013, Presiden Mesir Fattah Al-Sisi menempuh kebijakan pagar betis dan babat habis tanpa kompromi. Hasilnya, aksi teror di Mesir tetap saja tak bisa dikikis habis.

Pengalaman Indonesia

Banyak pengamat independen internasional yang memuja gaya pemberantasan terorimse Indonesia, yang menjalankan metode kombinasi antara represif-persuasif dengan penegakan hukum (tangkap, dan sesekali eksekusi di TKP, lalu tahanan diadili secara terbuka) dengan tujuan menelanjangi ide-ide terorisme.

Hasilnya, dari Bom Bali-I 2002 sampai Bom Polres Poso 2013, rata-rata setiap tahun kita mengalami aksi teror skala besar. Lalu muncul fenomena IS sejak 2014, dan bibit-bibit teroris itu terkesan semakin tak terkendali. Dan ke depan, kasus serangan Sarinah-thamrin 14 Januari 2016 harus diposisikan sebagai “awal” dari sebuah gelombang yang mungkin lebih dahsyat.

Jalan panjang pemberantasan terorisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun