Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melihat Gerhana Matahari dengan Aman

22 Februari 2016   10:04 Diperbarui: 20 April 2016   15:00 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Penerangan saat itu, Bapak Harmoko, memerintahkan seluruh penduduk Indonesia dilarang sama sekali melihat gerhana matahari! Rakyat Indonesia ditakut-takuti, katanya kalau lihat gerhana matahari dapat mengakibatkan kebutaan. Heboh sekali pokoknya... hari itu diliburkan secara nasional, semua harus bersembunyi di dalam rumah. Melihat gerhana matahari hanya boleh lewat siaran langsung TVRI. Saat itu TVRI menyelenggarakan siaran langsung. Hebatnya TVRI pada zaman itu... menyelenggarakan siaran langsung gerhana matahari total! Rakyat Indonesia kalau ingin lihat gerhana tinggal duduk manis menyaksikannya di depan televisi.

"Apa? Dilarang melihat gerhana matahari? Tak masuk akal! Orang seluruh dunia datang ke Tanjung Kodok untuk melihatnya, masakan saya penduduk asli Tanjung Kodok malahan sembunyi di dalam rumah". Mungkin demikian pemikiran teman kita yang malang tadi. Ia tak mengindahkan perintah Harmoko, ia menyaksikannya dan.....akhirnya terjadilah tragedi itu,......matanya menjadi buta.

Seharusnya tragedi itu tak perlu terjadi asalkan ia mengetahui apa yang dilarang dan apa yang diperbolehkan. Ketika matahari tertutup sebagian, kita tidak boleh melihat matahari, kecuali mata dilindungi oleh filter tertentu.

Ketika matahari tertutup seluruhnya oleh bulan, bumi menjadi gelap kita boleh melihat matahari dengan mata telanjang. Terjadilah pemandangan yang sunguh mempesona, terlihat mahkota matahari (corona). Foto corona dapat dilihat pada awal artikel. Pada hari-hari biasa corona itu tidak terlihat, terlalu silau oleh cahaya matahari! Melihat corona dengan mata telanjang adalah hal yang paling menggoda. Kita sangat dilarang terlalu asik melihat corona dengan mata telanjang, karena matahari yang tadinya tertutup terbuka kembali. Sinar matahari dengan intensitas kuat tiba-tiba menerpa mata kita...inilah yang mengakibatkan kebutaan. Karena itu memandang matahari saat tertutup total sebaiknya sebentar saja, kemudian pakai kembali filter di mata anda!!!

Pesona gerhana matahari total inilah yang mengundang orang-orang yang antusias, astronom (amatir maupun profesional) datang dari seluruh penjuru dunia ke lokasi GMT untuk menyaksikan dan memfoto peristiwa tersebut.

Sesungguhnya melihat gerhana matahari total tidak membahayakan mata, asal tahu apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang. Tetapi yang ditakutkan adalah aturan ini tidak dipahami dengan benar oleh rakyat. Lagi pula GMT akan melewati daerah padat penduduk: Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dikuatirkan banyak rakyat menjadi buta karena tidak memahami aturan. Maka diputuskan untuk melakukan pembohongan massa yang sangat masif (konon atas instruksi presiden Soeharto), mengatakan bahwa tidak ada cara yang aman untuk melihat gerhana kecuali melihat di pesawat televisi masing-masing.

Bagi pembaca muda yang hidup di zaman reformasi, mungkin sulit memahami bagaimana pembohongan masif itu dapat terjadi. Hal itu dimungkinkan terjadi di Zaman Orba (orde baru). Di masa rezim Soeharto berkuasa, media penyiaran dikuasai oleh pemerintah, saat itu cuma ada satu siaran televisi yakni TVRI. Tidak seperti zaman reformasi, ada banyak pilihan untuk siaran TV. Saat itu siaran radio pun dikuasai pemerintah. Memang banyak radio swasta, tapi diwajibkan merelay setiap berita yang disiarkan oleh RRI. Dengan situasi seperti itu, kampanye secara masif melalui TV dan radio dimungkinkan. Nasib malang menimpa pengarang dan penerbit buku yang menerangkan cara aman melihat gerhana. Buku tersebut dibredel alias tidak boleh beredar. Konon di Bandung ada perusahaan yang sudah terlanjur memproduksi puluhan ribu kaca mata untuk melihat gerhana. Barang-barang itupun disita pemerintah.

Mungkin pemerintah Orde Baru tidak bermasud jahat membohongi rakyat. Malahan niatnya baik.... dikuatirkan rakyat tidak memahami apa yang dilarang, takut banyak rakyat menjadi buta. Memang orang Indonesia terkenal tidak disiplin, suka melanggar apa yang dilarang. Contohnya, beberapa hari yang lalu saya menyaksikan sendiri kejadian "menakjubkan" perlintasan kereta api jalan Ahmad Yani Bandung, palang pintu telah dipasang karena kereta api akan segera lewat. Tetapi banyak pengendara sepeda motor menerobos palang pintu. Para pengendara sepeda motor itu baru berhenti menerobos setelah terlihat kereta api 50 meter di depan mereka, luar biasa!!!

Bulan depan, yakni pada tanggal 9 Maret 2016 GMT kembali melalui Indonesia. Oke, sekarang zaman reformasi... tidak boleh ada pembohongan publik. Kita boleh melihat GMT, fenomena alam yang menakjubkan ini. Tapi siapkah kita mendisiplinkan diri untuk tidak melanggar apa yang dilarang?? Mari kita belajar taat terhadap aturan!

Aturan pertama: Selama matahari belum sepenuhnya tertutup jangan melihat matahari dengan mata telanjang. Matahari boleh dilihat dengan mata telanjang ketika tertutup sepenuhnya oleh bulan. Kalau kita ingin melihat gerhana matahari saat tertutup sebagian(parsial), mata kita harus dilindungi oleh filter khusus. Saya tidak mengetahui di mana harus membeli filter semacam ini. Tapi jangan kuatir, kita dapat membeli filter berupa kaca yang digunakan untuk melindungi mata saat tukang las melakukan las listrik (electric welding). Di Bandung kaca filter las listrik mudah didapatkan di toko besi di Jalan Suniaraja. Pilihlah kaca filter yang paling gelap. Harganya tidak mahal, kurang dari sepuluh ribu. Filter las listrik yang saya punya seperti ini:

[caption caption="Kaca filter las listrik"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun