Kesan pertama, motor ini cukup responsive walau pun saat RPM cukup tinggi mesin seperti tertahan tidak mau akselerasi. Ini pun dikeluhkan oleh Om Enno dan beberapa Kompasianer yang mencoba TVS Apache RTR 200 4V.
Selidik punya selidik, ternyata ini karena teknologi yang di usung TVS Apache RTR 200 4V. Jadi kalau indikator bensin sudah menunjukkan akan habis maka motor ini secara otomatis mengatur konsumsi bahan bakarnya, sehingga tidak bisa kalau mesin motor ini di paksa. Kecenderungannya laju motor sedikit tertahan di RPM tinggi agar motor lebih irit sampai bensin di isi kembali.
Sayangnya penilaian pribadi buat motor ini, sepertinya tidak cocok untuk saya. Karena hanya akan menyusahkan dan membuat capai saya saat harus melintasi kemacetan Jakarta terlebih lagi varian ini TVS Apache punya kekurangan yang seragam yaitu sulitnya untuk memposisikan netral saat mesin menyala. Tapi untuk desain dan ketangguhan mesin boleh lah di adu dengan pabrikan dari matahari terbit.
Mau tau alasannya kenapa? Nanti saya ceritakan di artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H