“Sampai bertemu lagi.”
Dan, aku hanya menjawab pendek: Ya….
Aku langsung memburu kamar mandi, ingin sesegera membersih diri. Menikmati kucuran air dan membasahi sekujur tubuh. Karena, kesegaran itu kembali muncul ketika air dingin lembut mencumbui kulitku yang kendatipun tak halus, tapi enak dipandang, begitu kata kekasihku.
Kutatap cermin kamar mandi. Cermin yang buram, seperti wajah kekasihku saat awal bertemu tadi. Cermin yang sering terciprat air sabun. Cermin yang sudah berhari-hari tak lagi mendapat belaian kain pembersih, hingga yang menatapnya terasa asing dengan gambar yang terpantul.
Aku menatap lama-lama cermin itu. Wajahku tak sepenuhnya hadir. Aku mengingat kembali cerita mimpi bombastis kekasihku. Aku katakan pada cermin itu, cermin yang buram: Apa kabar Pak Presiden....!!!!
Aku terperanjat. Cermin itu seketika retak.
Buat Biyanca Kemlin di Hongkong
S_Pras, BC 3 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H