Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lelaki Pelupa dan Penghuni Kubur

17 April 2016   11:09 Diperbarui: 17 April 2016   18:05 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keranda, sesosok lelaki  terbujur di bawa ke kuburan untuk dimakamkan.  Enam orang memikulnya sepanjang jalan kampung sejauh lebih satu kilometer.

“Aduh, capek!”

“Pegel…!”

“Gantian dong…!”

Para pemanggul bersuara. Mengeluh. 

Kemudian dari dalam keranda ikut bersuara pula.  “Kelihatannya di depan sana ada penjual Es dawet.  Kita berhenti dulu.  Kalian minum-minum sajalah sejenak !”

Para pengiring tertinggal agak jauh. Agaknya para pemanggul jenazah bergerak amat cepat.

Di depan  gerobak dorong, keenam orang itu leluasa minum segelas es dawet. Kini, mereka tampak  segar kembali. Sesudahnya, keranda diangkat dan jenazah lelaki itu dibawa lagi bersama-sama.

Pada hari ketujuh setelah pemakaman, keluarganya mendatangi kuburan lelaki itu.  Tiga orang adiknya menyiram air kembang.  Lantas, berdoa  di sisi gundukan tanah.

Kemudia mereka bersuara kepada penghuni kubur itu.

“Kemarin, penjual es dawet datang ke rumah.  Dia minta uang.  Katanya,  kamu mentraktir orang-orang waktu membawamu ke sini.  Tapi kamu belum membayar,” kata adik pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun