Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepiting di Punggung Suamiku

26 Februari 2016   08:49 Diperbarui: 27 Februari 2016   13:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian kulit tubuh suamiku itu menutup dengan sendiri tanpa bekas apapun. Dan si kepiting berjalan pelan. Aku segera menangkap dengan tanpa rasa takut sedikit pun. Sekarang, binatang itu sudah berpindah ke wadah plastik.

Secepatnya, aku menutup badanku dengan pakaian. Sedari tadi kemolekan tubuhku kugunakan untuk menggoda Yuyu Kangkang itu keluar dari persembunyian.

***
Siang hari itu masih remaja. Rumahku lengang. Sendiri aku berada di dapur. Pagi sebelum pukul tujuh, suamiku sudah berangkat kerja, menciumku dengan lembut kedua pipi ini. Kemesraan yang jika dilihat pasangan lain bisa membuat iri. Bisa dimaklumi, lelaki pendampingku tak seperti orang berpacaran saja, dulu. Tak mengumbar romantis barang secuil. Dan mungkin, saat setelah menikah itulah, ia menunjukkan kesejatiannya.

Wadah plastik berisi kepiting aku keluarkan dari tempat rahasiaku. Aku pindahan isinya ke plastik pembungkus. Sebilah pisau terambil dari tempatnya. Di atas talenan kayu, ujung pisau itu aku tancapkan pada tubuh kepiting yang mengangkang. Jleb….jleb….jleb….! Tiga kali tusukan merobek perut binatang itu. Sesudahnya, dengan batu pengulek sambal, aku hantamkan hingga kepiting itu rusak tak beraturan. Dan, tempat sampah menjadi akhir dari perjalanan hidupnya.

Lega, perasaanku. Setidaknya, tidurku dan juga kamarku nanti menjadi damai.

***
Sore hari, telepon genggamku berbunyi. Kuambil.  Kulihat dari  nomor yang tidak terdaftar dalam HP-ku. Enggan rasanya menerima sambungan itu. Tetapi, tak juga suara itu berhenti, hingga aku coba menerima.

“Selamat sore. Saya dari kepolisian. Bisa bicara dengan Ibu Tresno Sanjoyo?”

“Ya, selamat siang. Aku sendiri, istrinya.”

Mendengar kata kepolisian, pikiranku tak karuan. “Ada yang bisa aku bantu, Bapak?”

“Begini. Mohon sekarang ibu ke rumah sakit daerah. Suami ibu sedang berada di IGD. Kami akan menjelaskannya nanti, di sana. Mohon secepatnya. Terimakasih. Selamat siang.”

Sejurus langkah, aku meninggalkan rumah dengan menaiki motor. Aku meminta seorang teman mengantarku ke rumah sakit. Langsung, ke IGD kami memburu suamiku berada, setelah motor terparkir. Untung, jarak antara tempat parkir dan IGD tidak terlalu jauh. Kami berdua bisa cepat sampai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun