Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tulang Istriku

22 Januari 2016   17:20 Diperbarui: 23 Januari 2016   00:30 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka belum mendengar alasanku. Tapi, aku pun ragu, apakah jika aku menjelaskan, mereka akan memahami. “Aku ini kesepian. Hanya dengan perempuan itu aku beroleh rasa damai. Kalian pasti tidak tahu, bagaimana penderitaanku.”

Ketua RT mendatangiku. Dua orang menemaninya. Mungkinkah karena ada rasa takut, ia tidak sendirian? Aku berpikir seperti itu.

“Kamu sudah membuat orang-orang di sini ketakutan, Rasam. Setiap mau lewat depan rumahmu malam-malam, mereka urung. Tolong, kembalikan saja tulang-tulang itu ke tempatnya!”

“Tidak, Pak. Biarkan di sini. Dia yang menemaniku setiap hari!”

Mereka gagal mempengaruhiku. Dan aku akan tetap kukuh dengan keputusanku.

Sampai akhirnya, Kepala Desa turun tangan. Keresahan di tengah masyarakat sudah menyeruak, kilahnya. Seperti tidak ada urusan lain, selain membincangkan diriku dan tulang belulang yang tertata di atas sebuah kotak di kamarku.

“Kamu baru selesai bertapa, ya! Mau jadi paranormal?” Beliau bertanya. Geram.

“Tidak Pak. Tidak ada urusan dengan dukun. Aku hanya ingin selalu bersama istriku. Itu saja.”

Kepala Desa tak mampu membujukku. Semua dalil-dalil yang keluar dari mulutnya tak aku gubris, sampai akhirnya dia pulang.

Makin hari, suasana warga desa terlihat gerah. Setiap yang lewat, mereka menatap tajam rumahku. Aku merasakan guratan rasa benci pada raut wajahnya.

“Gila….! Edan…! Musyrik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun