Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Lelaki di Persembunyian

14 Oktober 2015   02:26 Diperbarui: 14 Oktober 2015   10:49 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tum, aku pengin banget peluk kamu,” kata Sinarjo, suatu ketika di pinggir kali saat senja masih perawan menebar rona merahnya.

Tumini tersipu. “Wih, Kang Sinarjo. Malu ah”

“Ayolah Tum”
“Emoh…..”
“Tum….”
“Emoh……

Tumini lantas menjauh dari rayuan Sinarjo. Berlari kecil di atas bebatuan tepian kali.

“Peluk saja batu besar itu,” ia sedikit berteriak sambil menoleh ke belakang, menunjuk batu besar yang baru dilewatinya. “ Pasti anget!”

Itu cara dia menolak permintaan nakal perjaka yang tengah kasmaran. Sayang, Tumini lengah.

"Auh!" Ia terantuk batu dan tubuhnya tengkurep mendekap bumi. 

Sinarjo malah tersenyum. “Oh, Tumini, andaikan saja kamu mau………..

Tampaknya, Sinarjo mulai ancang-ancang keluar dari persembunyian. Dibenahi sarungnya, dilingkarkan pada perut. Ujung sisi sarung disatukan ke depan dalam sebuah ikatan.

Perempuan yang tengah diincar bujangan ini mulai bergerak menjauh dari pintu rumah. Aman, pikir Sinarjo. “Satu, dua, tiga” Ia mengitung dalam benaknya.

Secepat itu, ia memburu dari belakang. Hanya hitungan tak sampai satu menit. Tanpa permisi dan ba bi bu, ia dekap erat-erat. Perempuan itu sesak nafas dan meronta. Suaranya seketika keras keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun