Beberapa orang yang disekitar Pak mantan RT mendengarkan dengan penuh empati.
“Maka jalan satu-satunya, saya melakukan tindakan yang secara sengaja, biar saya dicap sebagai orang yang tidak baik. Tidak pantas lagi jadi Ketua RT”
“Bukankah cara tersebut, tidak terhormat” tanya seseorang
“Ya, terserah yang menilai saya”
Bagi Pak mantan, tidak sepantasnya ia berlama-lama jadi Ketua RT, apalagi sampai lebih dari dua periode. Baginya, itu sangat menyinggung jabatan Presiden. Walaupun ia menyadari sepenuhnya, bahwa jabatan ketua RT itu jabatan paling sibuk di dunia. Dari urusan adminstrasi, Tujuhbelasan, tahlil, syukuran, bersih lingkungan, pertengkaran antar warga, hajatan dan tetek bengek lain, yang benar-benar menyita waktunya.
Kini ia tengah menunggu, siapa warga lain yang akan dipilih menjadi Ketua RT baru. Sampai sekarang, kelihatannya semua masih tiarap!
______Oenthoek Cacing-Bumi Cahyana, 04 Oktober 2015
Ilustrasi: wapikweb.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H