Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aduh Pak RT

4 Oktober 2015   22:15 Diperbarui: 5 Oktober 2015   13:16 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertempat di Aula Balai desa, sekitar pukul sepuluh pagi, sidang Majelis Kehormatan dimulai. Sebagian besar warga datang memadati ruangan yang berkapasitas tempat duduk terbatas. Sebagian ada yang berdiri.

“Saudara Ketua RT, apakah benar Saudara melakkan tindakan sebagaimana yang dilaporkan oleh para saksi pelapor?” tanya Pak Lurah, Ketua Majelis Kehormatan.
“Benar, Pak Ketua Majelis”
“Apakah Saudara sadar dengan tindakan itu?”
“Sadar Pak Ketua. Seribu persen, saya sadar”
“Mohon Saudara jangan bergurau. Dalam matematika tidak ada 1000 %. Cuma dikenal 100 %, paham?”
“Paham Pak Ketua. Maaf, saya meniru Pak Presiden yang dulu”

Hadirin terbahak-bahak. Ketua Majelis kehormatan mengetuk meja keras-keras dengan tangannya. “Mohon, hadirin tenang. Ini bukan hiburan akhir pekan. Sidang dilanjutkan!”

Masing-masing anggota Majelis Kehormatan memberi pertanyaan.
“Apakah Saudara memang perlu menonton film semacam itu?” bertanya Pak RW
“Sangat Perlu”

Kemudian hadirin melongo, bibirnya mengeluarkan suara,”O…..”

“Apakah Saudara menyadari, tindakan tersebut berakibat pada jabatan Anda selaku Ketua RT?” bertanya yang lain.
“Benar, saya menyadari risikonya”
“Apakah Menurut Saudara, tindakan menonton sejenis itu bisa mengganggu ketertiban umum?" Tanya komandan Hansip.
“Tidak tahu, saya belum mendapat laporan faktualnya”

Setalah melalui serangkaian tanya jawab yang panjang dan mengkonfrontir dengan para saksi, akhirnya Majelis Kehormatan RT memutuskan: Menetapkan, Menghentikan dengan tidak hormat Ketua RT dari jabatannya, mulai dari dibacakannya keputusan tersebut.

Hadirin bersorak sorai. Keputusan Majelis Kehormatan sesuai dengan yang mereka harapkan. Ketua RT pun menerima dengan lapang dada keputusan itu. Ia tersenyum lega. Seperti tidak ada perasaan bersalah.

***
Seminggu sudah jabatan Ketua RT tak disandangnya. Tapi para warga merasa heran dengan sikap mantan petinggi lingkungannya.

Pada suatu acara berkumpul dengan warga , dengan santai ia bercerita. Bahwa sekarang ia merasa damai, kembali menjadi orang normal. Ia menjawab pertanyaan seseorang,”Bagaimana perasaan Bapak setelah dipecat dari Ketua RT?”

“Saya ini sudah jenuh dengan jabatan itu. Sudah lima belas tahun sebagai Ketua RT. Tidak ada yang mau menggantikan. Semua menganggap saya ini orang yang paling pantas. Orang baik. Periode kemarin saya sudah terang-terangan menolak diajukan lagi. Tapi warga tetap bersikeras mendukung saya. Saya pasrah”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun