Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi Menyuburkan Korupsi?

1 Maret 2018   22:25 Diperbarui: 1 Maret 2018   22:34 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar VOA ISlam

Tidak heran banyak sekali kepala dearah tertangkap, hanya ke ajaibanlah dan keberuntungan  ada kepala daerah yang tidak tertangkap oleh KPK, karena jika benar-benar di sadap atau ada mata-mata dimasing-masing pemda yang tanam oleh KPK sangat mungkin dijamin 90 persen kepala daerah akan menjadi tersangka.

Sudah menjadi rahasia umum bagi para Bupati, Gubernur memakai nama pihak lain pada saat membeli sesuatu, baik itu mobil, rumah , tanah ruko dan lain-lain.  Bahkan dikampung saya rumah yang dimiliki oleh Mantan Bupati atas nama orang lain, padahal sekampung  tahu itu adalah rumah mantan Bupati yang dibeli pada saat menjabat dan hanya menjadi bisik-bisik tetangga.

Hebatnya lagi untuk menyamarkan hasil korupsi atau setoran proyek, Bupati yang sekarang menjadi mantan bupati karena sudah 2 priode , untuk rekening penampungan juga mengunakan rekening atas nama orang lain.

Untuk menhindari , ada telpon model lama yang katanya sulit disadap oleh KPK dan nomor bisa dibuang pada saat habis pakai, inilah hebatnya.

Pola juga berlaku didaerah lain, kasus tertangkapnya mantan walikota Kendari dan walikota kendari yang punya hubungan anak Bapak  melengkapi kasus-kasus yang sudah terungkap, lantas adakah keinginan kita untuk memperbaiki sistem demokrasi kita.

Bahwa sistem Demokrasi masih cara yang terbaik untuk saat ini dalam system pemilihan kepada daerah ,jawaban pasti Ya, tetapi jika untuk kesejahteraan rakyat ini menjadi tanda  Tanya?., karena demokrasi kita adalah demokrasi kapital yang sarat dengan modal , bukan demokrasi berdasar kecerdasan masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik.

Jika tidak dibenahi dan dicarikan jalan keluar atas system demokrasi kita, sama saja dengan kita mengali kuburan buat NKRI, bukan kemakmuran, bukan keadilan yang kita dapat tetapi menjadi negara lemah dan tak berdaya, kita tidak ingin Negara ini seperti Zimbabwe, venezuella atau Argentina bekas Negara maju yang kemudian menjadi Negara terbelakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun