Mohon tunggu...
S. R. Wijaya
S. R. Wijaya Mohon Tunggu... Editor - Halah

poetically challenged

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Parasmu

25 Mei 2011   19:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:14 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Arise"][/caption]

di parasmu selalu ada kampung halaman bagi semua yang tertinggal sendirian dalam diam

malam terulur seluruhnya dalam jaga

sesuatu mirip kangen turut mengurutkan jemalin detik yang ada

tadi hembus dari gunung pun membujuk perdu kebun menarikan lagi lakon canggung untuk penghabisan Mei

guguran, sungguh bukan tiket yang disuwir jadi konfeti:

kita telah kehabisan pementasan

.

kini merkuri hanya remang terkulai

nostalgia bersembahan rata di bawah pendarnya

berniat mengingat namamu karena ia tak tahu cara melupa

.

ia selalu membangun panggung kepulanganmu nanti pagi

perempuan kecil yang dijemput matahari

.

jubah langit barangkali jernih biru

maaf untuk malam tadi; juga ribuan yang lalu

maafkan lelaki

yang menyelinap pergi dari beranda mimpimu

. Semarang, 2004

***

. . Gail Blanco - One Day in Your Life

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun