Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fantasy] Purple Dragon

28 November 2016   22:21 Diperbarui: 29 November 2016   17:11 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purple Dragon (abstract.desktopnexus.com)

“Ah, aku Tron Sørensdatter,” jawab wanita itu. Senyuman tetap melekat di bibirnya yang tipis.

Anne terkejut. Ternyata musuh yang akan dihadapinya malah telah menunggunya di sini!

Ia seakan-akan tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Sungguh jauh dari apa yang ia bayangkan selama ini.

Tron Sørensdatter sang penyihir kegelapan … seorang wanita?

Anne gugup, tetapi ia meyakini dirinya – setengah berharap, kalau si penyihir itu tidak mengenalinya.

“Apa yang kaucari di sini?” tanya Anne.

Tron memandang sekeliling lalu mengangkat bahunya. Ia berjalan menuju gerbang. Hanya beberapa langkah untuk kemudian berhenti dan membalikkan tubuhnya.

“Aku bingung. Dua hari berlalu, tak satu pun prajuritku yang kembali ke markas … maksudku tempat tinggalku."

Dia seolah berbicara sendiri dan tidak memedulikan Anne.

“Apa yang terjadi dengan mereka? Padahal kastil Branvold sudah hancur dan penghuninya sudah dibantai semua."

Tiba-tiba si penyihir kegelapan itu menoleh ke arah Anne.

Ia memandangi Anne dan melihat Hvit Torden di pinggang gadis itu.

“Ah, ternyata kau adalah Anne Lilla Magnhild Branvold,” Tron menyeringai. Sekilas terlihat keterkejutan muncul di mata penyihir itu. “Yang kutahu, putri bungsu Thor adalah seorang bocah cilik. Ternyata kau telah menjadi seorang remaja."

Berkat kekuatan Hvit Torden. Aku tahu itu.

Anne terkejut. Spontan ia menyentuh pangkal Hvit Torden.

Tron kembali melirik ke arah pedang itu lalu memerhatikan pemiliknya.

Armor berwarna ungu … sisik Purple Dragon, ternyata anak ini berhasil mendapatkannya. Atau ada seseorang yang memberitahukan caranya …

Tanpa melihat pun Tron tahu ada sosok lain di dekat Anne.

Lys Engel? Aku tak tahu ia kenal dengan salah satu makhluk itu …

“Kukira aku tak akan menemukan seorang pun di sini,” Tron melangkah menjauhi Anne.

“Kau tidak ingin bertanya tentang seseorang?” tanya Anne. Ia takut tetapi kemarahannya – yang muncul tiba-tiba, membuatnya melontarkan pertanyaan tersebut.

“Siapa yang kau maksud?”

“Torbjørn!” Anne berteriak penuh amarah.

“Ah, jadi kau berhasil mengalahkan Torbjorn?” Tron membelalakkan matanya – terlihat seperti terkejut.

Anne tahu ia berpura-pura.

“Kau membunuhnya? Maksudku … bocah itu, kau membunuh dia … kakakmu?"

“Ka … kakakku?” Anne bingung. “Aku tidak membunuh Svein! Torbjørn … maksudku Svart Skygge yang melakukannya!"

Mata Anne menyala menggambarkan kemarahan yang memuncak. “Atas perintahmu tentunya."

“Oh?” Tron membelalakkan matanya. “Bukan kakakmu yang itu …"

Kurang ajar! Dia menyebut Svein sebagai ‘yang itu’. Anne mengatupkan rahangnya. “Svein, namanya Svein."

“Maksudku Torbjørn. Dia kakakmu,” Tron mendelik keheranan. Apa benar anak ini tidak tahu?

Anne terkejut.

“Apa maksudmu?” tanyanya.

“Ah, ya, dia putraku … dan Thor Branvold.” Tron menjelaskan tanpa beban. “Itu membuatnya jadi kakakmu, kan?"

Anne tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

“Torbjørn … putramu dan ayahku?"

“Iya, laki-laki tak berguna itu. Thor maksudku."

Tron menatap lurus-lurus ke arah Anne. “Kau pikir, untuk apa aku mengerahkan pasukan menyerbu kastil bobrok ini?"

“Kau … ingin membunuh ayah? Mengapa?” Sekilas Anne memandang kastil Branvold yang porak poranda di banyak tempat itu.

“Dia menjanjikanku sesuatu tetapi ia mengingkarinya.” Tron terus menatap Anne. “Bandul kalungmu itu.” Ia menunjuk bandul yang tergantung di dada Anne.

Ini? Ini kan pemberian Torbjørn? Pemberian putranya …

“Tidak akan kuserahkan!” Anne menjawab tegas. Torbjørn memberikannya padaku, tak akan kuserahkan pada perempuan jahat ini!

Tron menatap mata Anne. Anak ini keras kepala seperti ayahnya. Ini tidak akan mudah.

“Baiklah kalau itu maumu,” setelah berkata demikian Tron tiba-tiba bergerak maju menerkam Anne.

Anne terkejut namun ia sigap menghindar. Tetapi gerakannya tidak cukup cepat.

Bahunya terasa sakit tetapi ia tidak terluka. Armor ini melindungiku.

Tron tampak tidak terkejut. Sepertinya ia mengetahui kekuatan armor Purple Dragon tersebut. Ia memerhatikan Anne yang terlihat sudah bersiap-siap kembali. Hvit Torden dipegang dengan kedua tangannya.

Tron Sørensdatter adalah seorang penyihir yang berusia beberapa ratus tahun. Ilmu sihirnya begitu kuat. Ia bahkan mampu menekan proses penuaan tubuhnya sehingga selalu tampak seperti wanita muda.

Beberapa tahun yang lalu, Tron sempat menjalin hubungan dengan Thor Branvold – ayah Anne. Dari hubungan tersebut lahirlah Torbjørn. Di bawah pengaruh sihir Tron, Thor berjanji untuk menyerahkan sebuah azimat – bandul berukir purple heather, salah satu pusaka klan Branvold. Ketika ia kembali ke kastil Branvold, Thor tersadar akan pengaruh sihir tersebut dan membatalkan janjinya. Ia menitipkan bandul tersebut pada Torbjørn yang ikut serta bersamanya kembali ke kastil Branvold. Saat itu usia Torbjørn belum genap satu tahun. Tron menjadi murka ketika ia mengetahui Thor mengingkari janjinya dan ia bertekad untuk menghancurkan klan Branvold. Dalam suatu kesempatan, ia berhasil menculik Torbjørn yang saat itu telah menjadi salah satu våpen mester terkuat klan Branvold dan memanipulasi pemuda itu – menjadikannya Svart Skygge – monster yang sangat kuat untuk menghancurkan Thor beserta seluruh anggota klan Branvold.

Tron sebenarnya menginginkan Thor dibunuh oleh pewaris klan Branvold itu sendiri, yaitu Anne. Tetapi kekuatan tersembunyi yang dimiliki bocah cilik itu mampu menghalangi pengaruh sihir Tron. Kekuatan tersembunyi yang berasal dari bandul purple heather.

Tron tahu armor ungu yang saat ini dikenakan Anne merupakan perwujudan kekuatan bandul purple heather. Dan Tron juga mengetahui kekuatan bandul tersebut lebih dari sekadar penciptaan armor ungu itu.

“Berikan bandul itu padaku,” perintahnya.

“Tidak akan!” Anne menolak. Hvit Torden diangkatnya tinggi-tinggi untuk menahan sihir Tron.

Tron mengangkat tangannya dan melontarkan sesuatu ke arah Anne. Sesuatu yang berwarna merah melesat dengan cepat bagaikan kilat menghantam Hvit Torden.

Pegangan tangan Anne menjadi goyah. Sementara benda berwarna merah itu telah lenyap.

.Apakah benda tersebut dihancurkan oleh Hvit Torden? Anne bingung

Tiba-tiba sesuatu menariknya ke belakang. Sesuatu yang berwujud sosok berwarna merah.

Anne terhempas dan Hvit Torden terlepas dari tangannya. Ia melihat sosok tersebut dan mengenalinya.

“Albatross … kau … mengapa?"

Albatross sang Lys Engel kini mengalami perubahan menjadi sosok bercahaya berwarna merah. Ia sepertinya tidak mendengarkan perkataan Anne.

“Dilihat sepintas pun aku tahu. Lys Engel itu reinkarnasi dari putraku Torbjørn.” Tron menyeringai. “Dan aku tahu cara mengendalikan dia."

Albatross yang sekarang berada di bawah pengaruh Tron bergerak maju menerkam Anne.

Hvit Torden …Anne berusaha menjangkau pedang itu. Ah! Terlampau jauh …

Ia lalu bangkit dan menghantam Albatross dengan kekuatan penuh. Lys Engel yang kini berwujud merah itu tidak menghindar. Hantaman tangan Anne luput seperti memukul asap.

Ketika itulah ia menyadari sesuatu.

Bandulku! Ia menerkam bukan untuk menyerangku tetapi untuk merampas bandulku!

Anne meraba lehernya. Azimat itu telah tiada. Ia menoleh ke belakang dan melihat Albatross yang kini berdiri di samping Tron.

“Mencari ini?” tanya Tron tersenyum sambil mengangkat bandul itu dan memperlihatkannya pada Anne.

Anna tetap bersiaga walaupun ia tak tahu apa yang akan terjadi kemudian.

Tiba-tiba ia merasakan dirinya seolah-olah tertiup angin yang cukup kencang. Armor ungu yang dikenakannya terurai menjadi kepingan-kepingan logam yang kemudian beterbangan dan hilang lenyap entah ke mana.

Tanpa armor … sementara Hvit Torden jauh dari jangkauanku.Anne merasa was-was. Ia merasa gentar.

Sementara Tron mengangkat bandul itu tinggi-tinggi dan mengucapkan mantra sihirnya. Sejenak kemudian ia berdiam diri seolah menunggu sesuatu.

Apa? Apa yang barusan dilakukannya? Anne bingung namun ia tetap waspada.

Tanah di sekitar mereka berdiri tampak berguncang.

Gempa? Tron menciptakan gempa? Untuk apa? Apa ia ingin mengubur kastil Branvold?

“Hihihihihihihi! Bertahun-tahun kau menyimpan benda ini tetapi tidak tahu kegunaannya yang sesungguhnya? Benar-benar suatu kesia-siaan!” Tron tertawa mengejek.

Apa maksudnya? Anne cemas.

Terdengar suara melengking memekakkan telinga dan bumi seolah-olah terbelah. Batu-batuan besar dan kecil terlontar ke udara.

Muncullah sosok makhluk yang sangat besar yang bergerak keluar dari tanah. Tembok kastil terbelah dua terkena sepakan kakinya. Menara kastil runtuh terdorong kepala makhluk raksasa itu ketika ia bangkit berdiri dan menggerak-gerakkan tubuhnya.

“Naga? Naga berwarna ungu? Purple Dragon …” Anne merasakan ketakutan yang teramat sangat melihat kemunculan makhluk tersebut. Berarti makhluk itu benar-benar ada … terkubur ratusan tahun di tempat ini.

“Purple Dragon! Akulah Majikanmu!” teriak Tron sambil mengangkat bandul itu – memperlihatkannya pada sang naga.

Purple Dragon menghentikan gerakannya dan menatap benda di tangan Tron. Ia seolah mengerti apa yang dikatakan penyihir itu.

“Sebagai permulaan, bagaimana kalau kau yang kujadikan korban Purple Dragon?” Tron menatap Anne yang masih berdiri gemetar ketakutan itu.

“Purple Dragon, bunuh dia!” Tron menunjuk Anne.

Aku tidak boleh mati sekarang. Anne bertekad untuk mempertahankan hidupnya.

Ketika naga tersebut mengangkat kaki kanan untuk menginjaknya, Anne berguling-gulingan menghindar. Tubuhnya membentur batu-batu yang berserakan di sekitarnya. Batu-batu yang sebelumnya terlontar keluar dari dalam tanah. Ia sengaja bergerak menghindar agar dapat mendekati Hvit Torden.

Hvit Torden! Akhirnya aku mendapatkanmu!

Anne meraih pedang itu lalu bangkit berdiri. Ia berlari dengan cepat ke arah Tron.

Tron yang mengetahui maksud Anne segera membentuk perisai sihir di sekeliling dirinya. “Seranganmu tak akan melukaiku,” ucap si penyihir.

Terlalu jauh! Aku tak bisa menebasnya dari jarak ini. Anne tidak menyerah, ia melontarkan pedang itu sekuat tenaga ke Tron. Luput! Walaupun Hvit Torden mampu menembus perisai sihir Tron tetapi lemparan Anne meleset. Ia kecewa.

“Aaaaaaah!” terdengar teriakan si penyihir.

Tron terlihat goyah dan limbung.

Ternyata tidak luput sepenuhnya. Lengan kanan bagian atas Tron terluka parah. Anne kembali bersemangat.

Tron marah dan memerintahkan Purple Dragon untuk kembali menyerang Anne. “Purple Dragon, bunuh gadis itu!"

Naga tersebut diam tak bergerak. Ia hanya menatap Anne tanpa melakukan gerakan apa pun. Anne menggigil ketakutan. Ia mengutuk dirinya yang begitu ceroboh melemparkan pedangnya.

Tiba-tiba Albatross melayang mendekatinya. Anne bergerak mundur.

“Ini,” kata Albatross menyerahkan sesuatu kepada Anne.

“Bandulku? Kau mendapatkannya …"

Lys Engel itu diam tetapi Anne seperti melihatnya menganggukkan kepala. Albatross rupanya merebut bandul itu kembali dan mengembalikan kepada Anne.

“Kenapa … ?” tanya gadis itu.

“Dia belum sepenuhnya menguasai diriku. Ketika konsentrasinya terpecah, aku bisa membebaskan diriku dari kendalinya."

Anne mengerti, Lys Engel merupakan makhluk yang memiliki kesadaran sangat kuat. Tidak mudah mengendalikan makhluk seperti itu.

“Putri Branvold! Awas, aku akan kembali untuk membunuhmu!” terdengar teriakan Tron. Dalam kemarahannya, si penyihir kemudian berteleportasi dan lenyap dari tempat itu.

Begitulah caranya datang ke tempat ini. Menembus ruang dan waktu. Anne memerhatikan wujud Tron yang semakin samar hingga akhirnya lenyap sama sekali. Ia lalu berlari ke tempat di mana wanita penyihir itu tadi berdiri.

Ketemu! Ia lalu memungut Hvit Torden dan menyarungkan pedang itu di pinggangnya.

Purple Dragon diam mengawasi keduanya. Matanya terus menatap bandul yang ada di tangan Anne.

Anne mengatupkan kedua tangannya. Ia sungguh bersyukur benda itu kembali padanya di saat yang tepat.

Albatross mengangkatnya dan terbang melayang mendekati Purple Dragon.

“Itu … darah kan?” tanya Anne memerhatikan warna merah di tubuh Albatross.

Albatross diam tak menjawab.

“Darah siapa?” tanya Anne.

“Aku tak tahu."

Anne sepertinya bisa menebak – darah itu kemungkinan besar merupakan darah Torbjørn sebelum ia diubah menjadi Svart Skygge. Lys Engel mungkin tidak memiliki ingatan tentang penghidupan sebelumnya, tetapi hal-hal yang berkaitan dengan dirinya mampu memengaruhinya saat ini sekalipun sosoknya telah berubah. Albatross bukan makhluk yang sama dengan Torbjørn, tetapi tidak bisa dikatakan keduanya berbeda.

Entah mengapa Anne sekarang merasa lebih akrab dengan Albatross.

Apa karena ia reinkarnasi dari kakakku? Bagaimanapun Torbjørn adalah anak ayah. Jadi dia adalah kakakku.

Albatross adalah reinkarnasi dari Torbjørn.

“Benar-benar tidak apa-apa?” tanya Anne ketika mereka sudah sampai di hadapan Purple Dragon.

Matanya besar sekali. Menatap tajam ke arah kami.

Purple Dragon mendekatkan hidungnya ke Anne. Anne mengusap-ngusap cuping hidung naga tersebut.

Perlahan-lahan ia menyentuh bagian lain dari wajah makhluk raksasa itu. Setelah dirasakannya Purple Dragon tidak menunjukkan penolakan, Anne diangkat oleh Albatross melayang dan hinggap di leher sang naga.

“Kelihatan dia membolehkanku menungganginya,” Anne tersenyum.

“Sepertinya begitu,” kata Albatross – seperti biasa kata-katanya disampaikan langsung ke pikiran Anne.

“Ayo, Purple Dragon! Kita terbang ke angkasa!” Anne menepuk leher naga itu dan tangan kanannya menunjuk ke depan. Tron Sørensdatter, kau tunggulah aku.

Terdengar raungan sang naga yang melengking tinggi. Purple Dragon mengepak-ngepakkan sayapnya dan melesat ke angkasa.

Anne telah menjadi orang pertama dari klan Branvold yang menunggang naga terbang ke angkasa.

TAMAT

Kisah sebelumnya: Purple Heather, My Guardian Angel - Albatross.

Catatan:

Hvit Torden (White Thunder): Guntur Putih – nama pedang pusaka klan Branvold yang diwariskan secara turun temurun. Hvit Torden mampu menahan tenung ataupun serangan sihir lainnya. Pedang pusaka tersebut juga mampu memunahkan ilmu sihir dari para penyihir kegelapan. Seperti pedang pusaka lainnya, Hvit Torden bisa memotong baja dan membelah batu karang. Hvit Torden hanya dapat digunakan oleh semua anggota klan Branvold tetapi kekuatan sesungguhnya akan muncul saat pedang itu digunakan oleh sang pewaris klan. Pewaris sejati Hvit Torden saat ini adalah Anne.

Lys Engel (Light Angel): Malaikat Cahaya. Makhluk ini merupakan perwujudan dari orang yang memiliki tingkat kesadaran (kekuatan roh) yang tinggi semasa hidupnya. Kekuatan roh dibentuk dari hasil latihan bertahun-tahun menempa karakter, mental, spiritual, dan fisik hingga eksistensi mereka seolah-olah menyatu dengan alam. Semakin besar kekuatan roh seseorang, semakin kuat kemampuannya ketika bereinkarnasi menjadi Lys Engel. Lys Engel umumnya tidak mengingat jati dirinya pada penghidupan yang lampau – hanya segelintir yang masih mengingat hal-hal tertentu yang melekat pada dirinya.

Svart Skygge (Black Shadow): Makhluk kegelapan yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka umumnya berasal dari para ksatria (knights) ataupun yudhaka (warriors) yang dikalahkan oleh para penyihir dan kemudian diubah wujudnya menjadi monster kelam tersebut. Kemampuan tempur dan kekuatan Svart Skygge tergantung dari kemampuan dan kekuatan ketika mereka masih hidup sebagai ksatria ataupun yudhaka – termasuk kemampuan sebagai Våpen mester. Itu sebabnya Torbjørn sebagai Svart Skygge masih menyimpan persenjataan di tubuhnya. Kekuatan Svart Skygge juga tidak sepenuhnya bisa dikendalikan oleh sang majikan (penyihir yang menenung mereka). Dalam kisah di atas, Torbjørn masih memiliki kesadaran bahwa Anne adalah majikannya. Svart Skygge sulit untuk diubah kembali menjadi sosok sebelumnya (ksatria atau yudhaka). Salah satu cara untuk menyelamatkan para ksatria dan yudhaka tersebut adalah dengan membunuh penyihir yang telah menenung mereka.

Våpen mester (weapon master): Master persenjataan. Orang yang diberi kuasa untuk menyimpan (arsenal), menjaga, dan menggunakan senjata-senjata tersebut. Biasanya ia menyimpan persenjataan itu di dalam tubuhnya. Semakin kuat seorang våpen mester semakin banyak dan beragam senjata yang dapat ia simpan di tubuhnya. Seorang våpen mester memiliki kekuatan yang setara dengan sepuluh hingga seratus prajurit reguler. Våpen mester juga ahli menggunakan berbagai macam senjata. Beberapa våpen mester tercatat memiliki kemampuan tempur melebihi majikan mereka. Para ksatria, majikan dari våpen mester, umumnya memiliki benda sebagai kunci pembuka arsenal di tubuh abdi mereka itu. Wujud kunci dan lokasi disembunyikan dengan sihir. Anne sebagai majikan Torbjørn menggunakan bandul kalungnya sebagai kunci dan satu titik di punggung Torbjørn sebagai mulut (lubang) kunci tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun