Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fantasy] Purple Dragon

28 November 2016   22:21 Diperbarui: 29 November 2016   17:11 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purple Dragon (abstract.desktopnexus.com)

Terdengar suara melengking memekakkan telinga dan bumi seolah-olah terbelah. Batu-batuan besar dan kecil terlontar ke udara.

Muncullah sosok makhluk yang sangat besar yang bergerak keluar dari tanah. Tembok kastil terbelah dua terkena sepakan kakinya. Menara kastil runtuh terdorong kepala makhluk raksasa itu ketika ia bangkit berdiri dan menggerak-gerakkan tubuhnya.

“Naga? Naga berwarna ungu? Purple Dragon …” Anne merasakan ketakutan yang teramat sangat melihat kemunculan makhluk tersebut. Berarti makhluk itu benar-benar ada … terkubur ratusan tahun di tempat ini.

“Purple Dragon! Akulah Majikanmu!” teriak Tron sambil mengangkat bandul itu – memperlihatkannya pada sang naga.

Purple Dragon menghentikan gerakannya dan menatap benda di tangan Tron. Ia seolah mengerti apa yang dikatakan penyihir itu.

“Sebagai permulaan, bagaimana kalau kau yang kujadikan korban Purple Dragon?” Tron menatap Anne yang masih berdiri gemetar ketakutan itu.

“Purple Dragon, bunuh dia!” Tron menunjuk Anne.

Aku tidak boleh mati sekarang. Anne bertekad untuk mempertahankan hidupnya.

Ketika naga tersebut mengangkat kaki kanan untuk menginjaknya, Anne berguling-gulingan menghindar. Tubuhnya membentur batu-batu yang berserakan di sekitarnya. Batu-batu yang sebelumnya terlontar keluar dari dalam tanah. Ia sengaja bergerak menghindar agar dapat mendekati Hvit Torden.

Hvit Torden! Akhirnya aku mendapatkanmu!

Anne meraih pedang itu lalu bangkit berdiri. Ia berlari dengan cepat ke arah Tron.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun