Dalam survei juga disebutkan kalau cabutnya pegawai alias resign menurun 57% selama trial. Catatan: untuk survei ini tampaknya butuh disikapi lebih bijak karena faktor resign bisa bermacam-macam. Kurangnya stress akibat 4 hari kerja mungkin jadi salah satu faktor saja.
Tanggapan pegawai juga amat positif dengan inisiatif empat hari kerja ini. 15% pegawai yang terlibat bahkan dengan ekstrim mengatakan bahwa uang tidak bisa membuat mereka berpaling dari kerja empat hari seminggu di mana mereka sudah amat nyaman.
Satu hal lain yang mencengangkan adalah, ketika ditanya apakah waktu yang didapatkan lebih menyenangkan saat kerja empat hari seminggu dijalankan. 73% mengatakan iya.
Detil surveinya bisa dicek di sini,
Ketika hampir semua kantor menerapkan work form home, dikenal istilah WF24H alias WFH malah kerjanya digas sampai malam. Lalu, apakah model ini bikin kerjaan makin naik? 78% mengatakan bahwa workload sih sama saja. Walau, 20% mengatakan naik.Â
Percobaan ini tentu mengacu juga pada negara lain yang sukses melakukan model bekerja seperti ini. Contohnya, Islandia.
Lewat survei terpisah, di inggris juga, sempat ditanya ke seribu pegawai dan lima ratua manager, apakah kerja empat hari itu tidak realistis, begini jawaban mereka: