Duh Gusti ALLAH, makhluk apa yang Engkau kirimkan kepadaku ini?
"Tolong sampaikan ini kepada Ayahmu", disodorkannya sebuah bungkusan, sebelum kesadaranku kembali ke angka 100%.
Aku mengangguk.
Sekali lagi, kau tinggalkan sebuah senyuman, berbalik arah dan melangkah gontai. Sedangkan aku masih ternganga di batas antara waras dan sakit jiwa.
Hari ke tiga puluh tujuh.....
Ku tapaki kembali jejak langkah kaki, hingga menghilang di tikungan beraspal.
Tak ku temukan apapun, selain kegelisahan diri.
Pun juga di hari hari berikutnya.
Aku tetap membuka jendela, memandangi keluar, berharap engaku lewat dan menoleh sebentar ke arahku
Nah, itu dia...
Namun tak seperti biasanya, yang selalu mantap menantang ujung jalan dengan mata liarmu.
Kali ini kau berjalan menunduk.