Jadi yang perlu disasar para SJW adalah keadilan bagi SEMUA.
Jika sulit, maka tidak perlu bertindak rumit, atau melempar isu seksi yang sama sekali tidak seksi. Cukup sesederhana belanja di tukang sayur kok.
Nah, ketika Kompasiana menulis bahwa SJW dalam pengertian adalah aktifis yang memperjuangkan pihak yang terpinggirkan dan kurang beruntung maka jangan SJW sebutannya. Apalagi Pahlawan 4.0
Cukup pejuang kemanusiaan. istilah itu umum dan bisa diterima semua pihak. Tidak ada makna konotatif atau peyoratif disana. Kemanusiaan itu mencakup semua lini yang bersinggungan dengan masyarakat.Â
Kompasiana punya pak Bambang Setyawan yang konsisten berbagi aktifitas sosial yang nyata, bukan hanya opini. Dan saya yakin beliau tidak mau dipanggil dengan istilah SJW. Beberapa kali di dalam artikelnya, beliau lebih suka menyebut istilah relawan.
Pun begitu dengan rekan-rekan saya yang berkecimpung dalam dunia Energi Baru Terbarukan, mereka berjuang membuat dunia ini semakin hijau. Tapi lagi-lagi, mereka ogah dipanggil SJW, bahkan merasa geli.
Padahal merekalah pahlawan 4.0 sesungguhnya.
"Jadi siapa SJW itu sebenarnya, mas? Tanya Paijo pagi-pagi buta.
"Udahlah Jo, kamu cukup jangan nanya yang aneh-aneh di pagi hari sudah bisa jadi SJW, keadilan sosial buat kopi dan pikiran saya ini!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H