Massa dari kalangan biasa ini hanya bergerak karena Ahok, bukan simpatisan mereka. Terbuktu ketika aksi mujahid 212 yang menolak revisi KPK, aksi mereka lenyap begitu saja. Tidak ada aksi heroik dan massa yang bertumpuk. Selepas Dhuhur mereka sudah bubar.
Ini membuktikan jika masyarakat sudah paham siapa yang menunggangi setiap aksi demo. Pancasila sangat kuat. Meskipun butuh perkuatan dari sisi pendidikan dasar hingga saringan masuk abdi negara.
Wacana ASN harus bersumpah setia kepada Pancasila sudah mutlak harga mati. ASN yang nyinyir bahkan pro khilafah sama saja "buang kotoran di tempat makan sendiri", kata pendiri Kompasiana dilaman status facebook.
Prabowo dan Sandi masih butuh panggung di 2024, terutama Sandi. Nekat sekarang sama saja bunuh diri. Lebih baik kalem sekarang sambil menyusun kekuatan yang solid.
Dan mereka berdua sudah membuktikan, mereka nasionalis sejati. Kelompok radikalisme bukanlah bagian dari mereka. Kelompok radikalis dan simpatisannya adalah sisa-sisa dari pertempuran Pilpres.Â
Hanya merekalah haters sejati Jokowi, tinggal keputusan Jokowi, tumpas atau tunda.
Karena sekecil apapun, mereka adalah riak yang selalu menunggu waktu untuk timbul kembali.
***
di tulis juga di www.ryokusumo.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI