Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Dilantik, Prabowo Pun Hadir, Lantas Siapa yang Masih Nyinyir?

21 Oktober 2019   08:26 Diperbarui: 21 Oktober 2019   08:39 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang asli mendukung Mahasiswa, dan mereka yang teriak Jokowi turun dari kursi Presiden! Padahal agenda kedua tidaklah ada di dalam aksi Mahasiswa.

Dan benar saja, beberapa hari setelah demo Mahasiswa, muncul aksi tambahan, yaitu aksi Mujahid 212, membawa embel-embel 212 aksi ini pasti di agendakan oleh tokoh alumni 212.

Aksi ini bolak-balik menyuarakan agar Jokowi turun. Dengan membawa banyak bendera Ar-Rayah -bendera yang selalu digunakan HTI dalam aksi- mereka justru tidak membahas secara substantif isi tuntutan Mahasiswa. Justru mereka kembali membawa misi pendirian khilafah. 

Aksi ini aksi yang latah, ikut mendompleng aksi Mahasiswa. Begitupun beberapa oknum organisasi radikal yang beberapa kawan saya. Mereka memasang status di facebook dan whatsapp dengan penuh kebencian dan siap perang.

Ditambah lagi kasus penusukan Menkopolhukam Wiranto, dimana pelaku yang terindentifikasi sebagai anggota JAD.

Kilas balik JAD. JAD (Jamaah Ansharut Daulah) adalah kelompok radikal pecahan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) pimpinan Abu Bakar Ba'asyir. JAD terang-terangan menyatakan terafiliasi dengan ISIS.

Serangan mereka yang terkenal adalah bom Surabaya yang di dalangi oleh satu keluarga. JAD ini gerakannya sporadis, acak dan tiba-tiba. Penusukan Wiranto mudah dilacak karena polanya sama.

JAD, JAT, JI, HTI atapun Ikhwanul Muslimin tujuannya satu, yaitu mendirikan negara khilafah. Bedanya, HTI/IM bergerak lewat gerakan politik dan JAD/JAT/ISIS lewat gerakan terorisme. 

Untuk lebih lengkap, silahkan baca tulisan saya sebelumnya: Menguak Arab-Spring Indonesia 

Dari sini sudah terbuka semua, Prabowo seakan ingin melepaskan diri dari gerombolan yang selama ini "nebeng" tenar. Termasuk Front yang ketuanya masih tertahan di Saudi itu.

Mereka massanya sebetulnya tidak terlalu banyak, tapi militan. Aksi 212 untuk menjatuhkan Ahok adalah keberhasilan mereka, mereka mampu menggandeng massa dari kalangan biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun