Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak STM Membara, KPAI ke Mana?

2 Oktober 2019   13:08 Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:23 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pelajar yang justru bangga berfoto ria di tengah demonstrasi. Sumber foto: kompas.com

Bukan hanya itu, dengan adanya ketidaktahuan para anak STM tadi terhadap tujuan utama dari demonstrasi menjadi kekhawatiran bahwa mereka sudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memang ingin terjadinya chaos, para pihak tadi memanfaatkan gairah muda para siswa STM yang selalu ingin merasa di anggap bak jagoan.

Bahkan mereka menyebut diri mereka the Real Avenger. Mereka mengganggap mereka adalah tim Avenger besutan Nick Furry agen S.H.I.E.L.D.

Mungkin mereka sedang berhalusinasi sebagai Captain America, Spiderman, Iron Man atau bahkan Gundala si Putra Petir. Dan Polisi yang mereka hadapi adalah gerombolannya Thanos si pengacau.

Saya amat paham apa yang mereka rasakan saat itu, karena saya dulu ada di posisi mereka, tawuran menjadi rutinitas mingguan, Polisi kami anggap sebagai penjaga kemapanan, dan kemapanan harus ditumbangkan. Itulah khayalan semu remaja STM.

Karena itulah peran KPAI seharusnya lebih berat, mereka harus bisa melindungi anak-anak (bukan hanya STM) dari informasi yang menyesatkan, mereka harus bisa memberikan sosialisasi dan pengayoman secara rutin.

KPAI beraksi ketika darah sudah tersembur dari baju seragam mereka, telat! Dan yang dipersalahkan adalah aparat hukum.

KPAI selalu menganggap para korban anak-anak adalah sosok lemah yang harus dibela, betul itu. Tapi KPAI lupa bahwa tugas mencegah eksploitasi anak itu lebih penting. Minim sekali fungsi sosialisasi dan pengayoman dari KPAI untuk merubah kebiasaan remaja, utamanya anak STM.

Sejak jaman saya sekolah hingga saat ini, tidak ada perubahan perilaku dari para remaja itu, sama saja. KPAI bertindak jika sudah terjadi, belum sampai di level pencegahan.

Jika PB Djarum dianggap ekspoitasi anak, apakah demonstrasi ini bukan bentuk eksploitasi juga?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun