Tahun 98 sungguh berbeda situasinya, Soeharto saat itu sudah berkuasa 32 tahun, ekonomi ambruk, KKN di mana-mana, koruptor bebas berkeliaran, dolar naik berkali-kali lipat, kondisi yang amat sangat berbeda dengan saat ini.Â
Dan apakah mungkin Soeharto saat itu berkenan berdialog dengan Mahasiswa? Itu point utamanya.Â
Tapi jika dulu kita mengikuti sepak terjang Budiman Soedjatmiko, Fahri Hamzah bahkan Fadli Zon, mereka berorasi dengan isi dan diksi yang berisi, tidak asal cuap.
Apalagi point UU KPK dan KUHP adalah point-point yang terbuka untuk diskusi.
Lantas ke mana wajah Mahasiswa yang disegani?
Mahasiswa bukan lagi disegani, tapi ditakuti. Ke mana kaum intelektual muda saat ini? Yang terlihat adalah kaum jalanan.Â
Jangan sampai menjadi kaum manja yang hanya bisa berkata "penuhi saja tuntutan kami".Â
Itu sama saja dengan anak kecil yang merengek minta ke ibunya "pokoknya mau permen itu!"
Kalau tidak dituruti lantas merusak, anarki hingga timbul korban. Perjuangan menjadi antiklimaks.
So sad adik-adik. Atau memang ada kepentingan lain?
****