Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Ningsih Menggugat Tempe ATM

1 November 2018   10:26 Diperbarui: 3 November 2018   22:07 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstockphoto

Suatu hari di sebuah kos-kosan yang sederhana namun bersih. Dua insan yang berlainan jenis kelamin terlihat sedang ber-asyik-masyuk, mereka heboh asik sendiri.

Ningsih tampak sibuk dengan kotak bundar berwarna merah, diluarnya tertulis merk mekap syar'i yang terkenal. Sedangkan Klobot di depannya sibuk pula dengan HP sederhana, merekam kegiatan Ningsih yang tampak tak biasa.

"Oke sista, sekarang coba kita buka ya kotaknyaaa..sabarr sista sistaa...nah..taraaaa...ini dia mekap Warjah terbaruuu..gimanaa? Keren kan, nah sekarang guwee akan tunjukkan cara pake mekap ni yang benar yaa, ojo kesusu..sabar ya sistaa," ujar Ningsih berekspresi tak kalah dengan youtuber profesional.

Dan Klobot dengan wajah memelas tampak mulai tak sabar dengan aktivitasnya sebagai instagram boyfriend.

"Duh, Ning sayang, kamu itu ngapain thoo..mas ini capek lho," ujar Klobot seraya meletakkan handphone-nya.

"Lho, mas Klobot tu piye tho, wong pacarnya mau jadi terkenal kok ndak didukung..ayo syut lagi."

"Emoh..Aku tu cuma bingung, kamu daripada video mekap gini lha ya mbok ambil lemburan di majikanmu.. kan lumayan dapet lima puluh ribu sehari, bisa kamu tabung."

"Lha mas, dasar ndeso kamu itu, aku pengen kayak Parmi itu lho, dia sukses lho jadi yutuber mekap, pengikut videonya sudah sejutaan lebih, tau kamu mas berapa Parmi dapet dari yutub?"

"Berapa?"

"Bisa lima juta lho mas, bayaran Parmi saja dari majikannya masih gede aku lhoo.. liat tuh, sekarang Parmi di desa bisa beli motor, emas..lha aku, nabung buat kita nikah aja gak jadi-jadi."

https://www.cnnindonesia.com
https://www.cnnindonesia.com
Klobot tampak kikuk, tak kuasa menahan laju smesh sudut dari Ningsih.

"Kok bisa yank?" tanya Klobot sambil membetulkan sarungnya.

"Ya bisa mas, aturan yutub itu pake pendapatan per seribu kali tayang, namanya RPM, boso inggrisnya aku ndak tau, tapi yang pasti dihitung per seribu kali tayang, klo ndak salah per seribu itu 2000 sampai 4000 rupiah..Klo udah sejutaan piuwers kan ya dapetnya lumayan mas"

"Lha terus gimana kerjaanmu sekarang?"

"Ya keluar, resain gitu, mosok ya pembantu tetep mau jadi pembantu mas, zaman sekarang pembantu ya boleh tho ya jadi naik derajat."

"Yhaa, apa gak sebaiknya nunggu ganti Presiden aja tho Ning, katanya kan akan lebih baik, ya ndak? Sekarang sing sabar dulu," tangkas Klobot santai sembari mengepulkan asap kreteknya.

"Opo mas? Ganti Presiden? Oalaah masss..mass...kamu itu hambok ya rodo pinter dikit mas, kapan kamu pinternya," ujar Ningsih sengit. Ningsih menutup kotak mekapnya dan membalik badannya menghadap Klobot.

"Mas, inget ya, mau ganti presiden ratusan kalipun kalo kita gak pernah usaha ya ndak bakalan maju, aku yo tetep jadi pembantu, kamu tetep ya ngojek ngalor ngidul, tau gak calon yang mau gantikan Presiden itu pernah sesumbar seratus ribu bisa beli apa, lha buktinya dengan seratus ribu kamu bisa nyenengin aku lho seharian, artinya ya ndak bakal ngaruh ganti presiden kalo urusanmu cuma protes demo sana demo sini!"

"Tapi katanya ekonomi kita itu kritis, mau hancur..mau usaha ap.."

"Usaha apa? Cangkem mu mas! Namanya usaha ya usaha, aku gini ini ya karena mau usaha saja, kalo terkenal ya sukur ndak ya cari usaha lain, namanya rejeki ya di cari, bukan di demo...oya Mas, aku mau tanya sama kamu?"

"Nanya apa?" Jawab Klobot gelagapan pucat. Khas tingkah lelaki yang punya banyak dosa.

"Kamu mau nikah ndak sama aku?"

"Mau dong sayang, yha aku dah ndak tahan ee..apa mau sekarang?"

"Ndas mu! Ya kalo gitu jangan ngeluh aja, nge-syut aku ndak mau, giliran kirim hoaks cepet bukan main..sekarang aku tanya dari hoaks yang kemarin kamu kirim mas, apa iya aku pernah masakin kamu tempe setipis ATM? Apa pernah aku gak nyambel? Sayur asemku apa rasanya sudah sangit? Pete kemarin apa kurang enak buat kamu mas? Padahal uangku yo pas-pasan??" ujar Ningsih sewot.

"Ya ndak pernah" Jawab Klobot pasrah.

"Lha ya sudah..apa alasanmu itu karena kamu punya yang lain?" selidik Ningsih.

"Astagfirullah, ya ndak tho Ning sayang, siang malam aku cuma mikir kamu."

"Tapi.....kalo kita beda pilihan ya boleh tho Ning? Kan yang penting kita jadi kawin thoo," sambung Klobot.

"Oalah mas, ya boleh, ndak ngaruh, yang penting kita kerja, usaha..kamu kan udah lama tuuuh bergaol sama koncomu yang suka nulis di Kompasiana, mosok ya ndak pinter-pinter tho mas..mbok kamu ikutan nulis, lumayan dapat tambahan"

"Susah Ning, aku ya ndak pinter nulis, pinterku ya ngojek, ngopi, ngudut, sama...nganu," ujar Klobot sambil melihat kebawah.

"Yawes Ning, demi kita kawin, mas juga mau dapet tambahan, gak cuma dari ojek online sajaa!....dah yaaa" Klobot pun nggeloyor menuju pintu.

"Lho..lho, mau kemana kamu mas? Sudah malaam!!.."

"Gapleeee...!!"

"Sontoloyo kamu maaasss!!"

***

www.ryokusumo.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun