"Kok bisa yank?" tanya Klobot sambil membetulkan sarungnya.
"Ya bisa mas, aturan yutub itu pake pendapatan per seribu kali tayang, namanya RPM, boso inggrisnya aku ndak tau, tapi yang pasti dihitung per seribu kali tayang, klo ndak salah per seribu itu 2000 sampai 4000 rupiah..Klo udah sejutaan piuwers kan ya dapetnya lumayan mas"
"Lha terus gimana kerjaanmu sekarang?"
"Ya keluar, resain gitu, mosok ya pembantu tetep mau jadi pembantu mas, zaman sekarang pembantu ya boleh tho ya jadi naik derajat."
"Yhaa, apa gak sebaiknya nunggu ganti Presiden aja tho Ning, katanya kan akan lebih baik, ya ndak? Sekarang sing sabar dulu," tangkas Klobot santai sembari mengepulkan asap kreteknya.
"Opo mas? Ganti Presiden? Oalaah masss..mass...kamu itu hambok ya rodo pinter dikit mas, kapan kamu pinternya," ujar Ningsih sengit. Ningsih menutup kotak mekapnya dan membalik badannya menghadap Klobot.
"Mas, inget ya, mau ganti presiden ratusan kalipun kalo kita gak pernah usaha ya ndak bakalan maju, aku yo tetep jadi pembantu, kamu tetep ya ngojek ngalor ngidul, tau gak calon yang mau gantikan Presiden itu pernah sesumbar seratus ribu bisa beli apa, lha buktinya dengan seratus ribu kamu bisa nyenengin aku lho seharian, artinya ya ndak bakal ngaruh ganti presiden kalo urusanmu cuma protes demo sana demo sini!"
"Tapi katanya ekonomi kita itu kritis, mau hancur..mau usaha ap.."
"Usaha apa? Cangkem mu mas! Namanya usaha ya usaha, aku gini ini ya karena mau usaha saja, kalo terkenal ya sukur ndak ya cari usaha lain, namanya rejeki ya di cari, bukan di demo...oya Mas, aku mau tanya sama kamu?"
"Nanya apa?" Jawab Klobot gelagapan pucat. Khas tingkah lelaki yang punya banyak dosa.
"Kamu mau nikah ndak sama aku?"