"Mau dong sayang, yha aku dah ndak tahan ee..apa mau sekarang?"
"Ndas mu! Ya kalo gitu jangan ngeluh aja, nge-syut aku ndak mau, giliran kirim hoaks cepet bukan main..sekarang aku tanya dari hoaks yang kemarin kamu kirim mas, apa iya aku pernah masakin kamu tempe setipis ATM? Apa pernah aku gak nyambel? Sayur asemku apa rasanya sudah sangit? Pete kemarin apa kurang enak buat kamu mas? Padahal uangku yo pas-pasan??" ujar Ningsih sewot.
"Ya ndak pernah" Jawab Klobot pasrah.
"Lha ya sudah..apa alasanmu itu karena kamu punya yang lain?" selidik Ningsih.
"Astagfirullah, ya ndak tho Ning sayang, siang malam aku cuma mikir kamu."
"Tapi.....kalo kita beda pilihan ya boleh tho Ning? Kan yang penting kita jadi kawin thoo," sambung Klobot.
"Oalah mas, ya boleh, ndak ngaruh, yang penting kita kerja, usaha..kamu kan udah lama tuuuh bergaol sama koncomu yang suka nulis di Kompasiana, mosok ya ndak pinter-pinter tho mas..mbok kamu ikutan nulis, lumayan dapat tambahan"
"Susah Ning, aku ya ndak pinter nulis, pinterku ya ngojek, ngopi, ngudut, sama...nganu," ujar Klobot sambil melihat kebawah.
"Yawes Ning, demi kita kawin, mas juga mau dapet tambahan, gak cuma dari ojek online sajaa!....dah yaaa" Klobot pun nggeloyor menuju pintu.
"Lho..lho, mau kemana kamu mas? Sudah malaam!!.."
"Gapleeee...!!"