Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kembalinya Arcandra dan Integritas Energi

9 September 2016   09:51 Diperbarui: 10 September 2016   00:21 2979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arcandra dalam sharing session. Sumber: Dok Pribadi (Foto oleh Winda)

Presiden: “Yakin kamu? Secepatnya ya”

BIN: “Siap pak”

Tapi yang terjadi kemudian, data Arcandra (yang seharusnya di jaga amat rahasia oleh BIN) malah bocor ke sosial media. Janggal? Tentu saja, kenapa data top secret itu bisa bocor?

Seyogyanya cuma intelijen di atas BIN yang mampu membocorkan data ini, dan yang pasti badan intelijen juga. Intel vs Intel terjadi ala di film-film Hollywood. Siapa itu? Ada yang bilang Amerika sendiri atau Inggris (yang mana British Gas sahamnya baru di akuisisi oleh Royal Dutch Shell). Ya bisa saja, karena operasi seperti ini tentu bukan operasi sembarangan. Tetapi saya tidak peduli, yang pasti BIN kebobolan.

Menyadari hal itu AM Hendropriono sebagai dedengkot BIN tiba-tiba langsung meluncurkan twitter yang membela Arcandra secara progresif, padahal saat itu Presiden belum mengindikasi akan mencopot Arcandra. Toh jika pada akhirnya Arcandra mengakui sudah menyerahkan passport Amerikanya sebelum pulang ke Indonesia, hal itu sudah terlambat.

Jadi, cocok sudah dengan skenario Presiden mencopot Kepala BIN Sutiyoso. Alangkah naif jika pencopotan hanya beralasan regenerasi ataupun balas budi. Presiden sudah terlanjur tersandung dengan ketidaksigapan intelijen soal Arcandra. Ini sama saja membiarkan Presiden tertembak di tempat umum.

Lalu bagaimana mengatasinya?

Seharusnya ini bukan hal rumit bagi Presiden. Secara UU, kasus ini memang terdapat kesalahan, karena seseorang yang melepas kewarganegaraan asing harus sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut untuk tinggal di Indonesia. Tapi, Presiden bisa memerintahkan secara khusus Menkumham untuk memberesi masalah ini.

Jika perlu Pemerintah bisa mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dengan alasan kondisi yang memaksa untuk bisa segera menyelesaiakan urusan administrasi. Sayangnya, informasi ini ter-blow up lebih dulu, netizen bergerak bagai kilat.

Mengapa berita ini sangat cepat seperti sudah di atur? Nah ini masuk ke point kedua.

Kedua, siapa yang mem-blow up berita ini? hanya dari media viral (fesbuk, wa dan line) kasus ini ter-blow-up bagai kilat. Seperti yang sudah beredar, bahwa Arcandra terkait dengan bisnis skema pengembangan Blok Masela, karena Arcandra ditengarai merupakan konsultan yang menghitung ulang skema Blok Masela setelah interupsi dari Ex-Menko Maritim Rizal Ramli. Masuk akal jika melihat core business dari Petroengineering, perusahaannya di Amerika yang memang bergerak di bidang konsultasi Migas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun