Akhirnya, budaya canggih dan tidak norak pun tercipta dengan sakinah.
4. Budaya menghormati perbedaan
Ini yang paling khas. Ada di antara anda yang masih mengurusi boleh qunut atau tidak? Ada yang masih mengurusi apakah bercadar itu wajib atau tidak? Atau perlu tidaknya jidat hitam sebagai tanda anggota power rangers? Ada yang mengurusi mahzab A, mahzab B atau masih unyu unyu berbicara soal Wahabi. Di mayoritas negara Arab, hampir tidak ada perbedaan dari itu semua, selama anda masih sholat di masjid yang umum, anda tidak akan menemui sedikitpun pergunjingan dan nyinyirisme ala Indonesia.
Pernah saya bertanya iseng,
"Kenapa di mesjid ini sholat tarawihnya 23 dan bukan 11 rakaat?"
"Who cares? Kita menghadap Tuhan yang sama, jika anda ingin 11 rakaat datanglah ke Mesjid di sana, tidak ada yang melarang"
Yup, perbedaan yang kentara hanya di masjid Syiah, dan itu biasanya ditandai dengan kubah warna hijau. Itupun hanya sebatas tempat sholat, bukan hubungan antar manusia. Itu baru sesama muslim, bagaimana dengan non muslim? Yang pasti tidak ada spanduk kafir mengkafirkan. Di waktu sholat, masjid selalu penuh tanpa suara speaker masjid dengan volume di atas rata-rata.
Tidak ada hegemoni berorasi zikir hingga menutup jalan umum, meskipun rakyat disana tidak bayar pajak. Bayangkan jika kita di Indonesia yang sama-sama bayar pajak lalu ada pihak yang menutup jalan sepihak atas nama agama atau partai, hingga orang lain harus memutar, sehat?
Perlu di catat bahwa negara Qatar adalah negara dengan sistem Islam, meskipun tidak diberlakukan hukum hudud tetapi hukum Islam yang lain tetap berjalan, shalat berjamaah, masjid dimana-mana dan mayoritas para wanita yang menutup aurat di jalan, polisi bertindak sesuai tugasnya dan rakyat patuh dengan sistem, sudah cukup mencerminkan hukum Islam yang memayungi keragaman.
Dan dengan itu semua, sholat subuh selalu penuh seperti sholat Jumat dan di waktu sholat Jumat tidak ada suara berisik anak kecil. Semua memiliki kedewasaan dan kesadaran diri untuk bersujud tanpa harus berkata nyinyir "Kamu kafir".
5. Budaya memanusiakan manusia
Yang kentara dari sebuah negara yang "beradab" adalah fasilitas umumnya. Dan itu yang kami rasakan di Qatar.
Pertama, hampir disetiap kecamatan punya minimal satu taman umum, setiap tamannya tertata rapi dan dirawat dengan baik, ada playground, memiliki sistem perawatan taman dan pengairan yang memang khusus untuk pertamanan, dan itu semua gratis. Di situlah kami warga Indonesia sering berkumpul, dimana anak-anak bisa membebaskan dirinya dari gadget.