"Iya cilok, 2 tahun awal sejak kita ketemuan di bandara, aku bereksperiman dengan berbagai komposisi cilok dan ternyata cilok ku banyak yang suka di Amrik, gak cuma orang Indo lho, tapi juga orang Eropa, orang latin, eh orang Amriknya sendiri suka banget cilok..aku pake ikan tenggiri asli, jadi beda." Rangga menjelaskan dengan bersemangat.
"Aku..aku suka banget cilok." Ujar Cinta dengan mata melankolis.
"Nah, aku tahu banget kamu suka cilok, gak..gak usah tanya aku tahu darimana, pokoknya aku tahu..Nah 12 tahun terakhir aku kembangin cilok dari Amrik dan cilok ku ini sekarang udah di ekspor kemana-mana, udah ada 138 angel investor yang antri mau nampung, termasuk Ted Cruz dan Donald Trump. Kamu tahu kan waktu pendemo Trump yang rusuh itu? Itu orang-orang suruhan Cruz, waktu demo mereka nyemil-nyemil pake cilok ku lho." Jelas Rangga dengan mimik bangga.
"138?..Donald Trump? Kamu..kamu sehat? Kamu gak lagi bo'ong kan Rangga?"
"Aku sehat dan ngapain bohong Cinta, kamu bisa tracking semua perusahaan cilok ku dari gadget. kamu bisa tahu itu palsu atau betulan, apa ada di Panama Papers atau enggak, apa yang susah hari gini?"
"Iya sih ya.."
"Nah dari kasus Cruz itulah, akhirnya aku sadar bahwa cilok itu sangat filosofis..filosofis politiknya kental."
"So?" tanya Cinta sambil mengernyitkan kening.
"So? Cinta..cinta, masak cewek sepinter kamu gak ngerti sih? Aku mau pulang ke Indonesia, Harry Tanoe lagi rebutan sama Aburizal untuk jadi angel investor utamaku di Indonesia, tentunya pake label politik.." Ujar Rangga sambil tersenyum.
"Ooh..hmmm...jangan-jangan kamu.." Cinta menebak-nebak.
"Ya, aku mau nyalon jadi Gubernur DKI"