Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku, Jakarta

4 April 2016   16:25 Diperbarui: 4 April 2016   18:01 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Photo by: Maulana Marjuki -www.fotografindo.com-"][/caption]Aku, Jakarta

Aku yang bising, berisik, hingar dan bingar

Aku yang tak pernah terlelap walau sedetik

Aku yang menjadi saksi, hidup kalian semua

 

Ya, kalian

 

Kalian yang bemulut besar

Kalian yang selalu mengeluh, gundah yang tak kunjung henti

Kalian yang berjalan di atas telapak tangan ku

Kalian yang tak mengenal siang dan malam

 

Kalian yang sibuk

 

Sibuk sana sini

Sibuk mencari urusan perut dan kerongkongan

Sibuk dalam realitas semu

Sibuk hilir mudik dengan segala fasilitas yang kalian temui

 

Temui dengan mudah, sangat mudah

Temui hanya dengan sepotong jari bantet dan bau, kalian pun berlenggang menyusur waktu

Temui hanya dengan lambaian, maka perut kalian yang mengerang derita pun akan diam

Temui hanya dari segenggam kotak hasil peradaban

 

Begitu mudahnya kalian hidup di atas telapak tangan ku

 

Tapi, setiap hari yang kudengar adalah gonggongan anjing yang melayat tuannya

Tapi, yang kurasakan adalah kepedihan dan kehancuran

 

Kalian melukaiku

 

Kalianlah yang membuatku bobrok

Kalian yang selalu berteriak bagai orang gila, berteriak rumah kalian tenggelam setiap hujan turun, tapi..

Kalian…nah, kalian..dengan wajah polos menyakitkan melempar seonggok sampah bernoda di pipiku

Kalian yang menodai wajahku, wajah yang telah menua tanpa mascara

 

Kalian mengeluh setiap waktu tak kunjung henti, dan saat ini..

Kalian ribut lagi tentang pemimpin di depan mataku, dengan segala tetek bengek ocehanmu

Kalian ributkan syarat, bahkan..

Kalian ributkan persukuan kalian, kalian ributkan agama kalian, kalian ributkan moral kalian!

 

Di depan mataku!! Dasar pecundang!!

 

Akulah saksi Tuhan

Akulah saksi yang tak mungkin berbohong

Akulah saksi dari beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun yang lalu

Aku lah saksi yang melihat, siapa saja yang menghias wajahku dan siapa saja yang merusak wajahku

 

Dan kalian, disini

Berbicara moral

Bahkan berterima kasihpun kalian lupa, sadarkah kalian!

 

Tapi..

Aku akan tetap disini, menunggu

Menunggu seseorang yang selalu merinduku,

 

Rindu pada hingar bingar, rindu klakson kendaraan yang saling berlomba

Rindu akan wajah-wajah pekerja keras di jalanan, rindu gemerlapnya lampu yang mempercantik diriku

Rindu akan hiruk pikuk panganan yang tersebar disetiap sudut bibirku

Rindu ingin bercinta di atas perutku, bercinta dengan penuh gelora

 

Seseorang yang selalu menunggu petang dengan aroma kopi

Seseorang yang berteduh di bawah bulu mataku dari hujan

Seseorang yang berbincang denganku dan mencintaiku dengan segala kebobrokanku

Seseorang yang tidak berkoar, melainkan senyap dalam doa

 

Ya itu kamu, aku, kami dan kalian..

Toh, aku tetap disini, meyaksikan hari esok yang akan menjadi saksi kalian di hari akhir nanti

 

*Untuk Jakarta-ku

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun