Â
Ah mamak, otakku masih ada
Angkat perlahan, pakai sajadah untuk angkat benda kesayangan Tuhan
Baik mamak, sudah kuangkat dan kumasukkan lagi di dalam kepalaku
Bagus, menulislah, bekerjalah
Â
Kenapa kau menangis, bukankah otakmu sudah kau temukan
Sudah Mamak
Lalu mengapa menangis
Teman-teman kerjaku Mamak, mereka menghinaku
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!