a6-jpg-603d206fd541df0c2c7f7462.jpg
a7-603d20d38ede48332f1e8985.jpg
Di akhir acara, kami mulai bersedih karena besok harus berpisah dengan warga desa. Bahkan, beberapa pemudi desa juga turut menangis karena harus berpisah dengan kami. Seorang Bapak berujar, ”Lebih baik kami meninggalkan daripada ditinggalkan.” Perpisahan memang menyakitkan, terlebih lagi, rasa nyaman sudah menyelubungi jiwa-jiwa yang asing menjadi selaras. Tetapi, kita tidak bisa memungkiri jika pertemuan sepaket dengan perpisahan. Itu adalah resiko bagi kaki-kaki yang melangkah. Terima kasih atas penerimaan yang hangat, terima kasih atas setumpuk cinta yang kami renggut dari Desa Seraya Marannu. Kan kami jaga mereka hingga ujung nyawa. Semoga nanti kami bisa kembali menjenguk sanak famili di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya