Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Kesembilan

31 Desember 2024   09:21 Diperbarui: 31 Desember 2024   09:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar : pribadi)

"I know that people come and go. But, before that happens, I want to be able to have fun with them, enjoy all the moments. So, I can say, 'thank you for coming into my life'," Alina berkata demikian dengan riang.

Kevin semakin mengeratkan pelukan. Tuhan, sekali ini saja, biarkan waktu berhenti sebentar. Dia tidak ingin momen ini berakhir dengan cepat. Dia sudah lama tidak merasakan kehangatan ini. Sejak kejadian itu, orang tuanya sering dinas keluar kota bahkan antar negara. Jarang meluangkan waktu untuk dirinya, hanya saat momen kelulusan atau tidak pemberian sebuah penghargaan kepadanya. Makanya dia merasa kesepian.

Setelah dirinya merasa tenang, Kevin melepas diri dari pelukan Alina. "Terima kasih, nona putri duyung," kata Kevin sambil tersenyum. "Terus, mau sampai kapan kalian di situ? Kepo banget perasaan" Kevin melihat ke arah mereka yang termyata sedang mengintip dari celah pintu. Alina terkejut dan ikut menoleh ke arah pintu.

Tanpa pikir panjang, Gilang mendorong pintu dengan keras dengan senyuman tidak bersalah. "Punten, Mamang!"

Terlihat Kaori dan Mba Dhea yang sedang menatap mereka berdua dengan tatapan menggoda. "Kiw, kiw! Kayaknya kita ganggu yang lagi kasmaran, nih," Mba Dhea malah memprovokasi sambil mengangkat kedua alisnya.

"Iya ya, Mba Dhea!" kata Kaori sambil tepuk jidat. "Terus, gimana dong?" tanyanya kemudian kepada dua orang dewasa di dekatnya.

Mereka bertiga berpikir sejenak, sebelum akhirnya merasa satu pikiran dengan senyuman yang terlihat menjengkelkan bagi Kevin. "Cabut, yuk! Sebelum dimarahi sama Babang Kevin!"

Mereka bertiga kompak mengunci dua insan tersebut di dalam kamar menggunakan sensor otomatis yang pin-nya diketahui oleh Mba Dhea. Dua insan tersebut terdiam melihatnya. "Kayaknya aku bakal marahi mereka semua nanti pagi," komentar Kevin kemudian.

Tiba-tiba Kevin memeluk Alina kembali dengan erat. "Aku ingin seperti ini selama sepuluh menit," katanya seperti anak kecil yang manja kepada ibunya.

Alina awalnya terkejut, namun akhirnya dia tertawa kecil mendengarnya. "Baiklah, hanya sepuluh menit saja, ya?" Dia kembali mengelus kepala Kevin.

"Aku baru sadar, kamu nggak panggil aku pakai 'Tuan' lagi. Kenapa?" tanya balik Kevin di sela-sela pelukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun