"Boleh aku duduk?" tanyanya.
Aku tak bisa langsung menjawab.
Ini sungguh di luar dugaan.
"Haloo?" tegurnya lagi.
"Eh iya, iya. Â Silakan," balasku tergagap.
"Iya, makasih," ujarnya seraya duduk di kursi di depanku. Â "Aku pesen makanan minuman dulu ya."
Lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk.
***
Jarum jam sudah menunjukkan angka 12.50.
Entah sudah berapa lama aku bercakap-cakap dengannya, dengan perempuan berambut sebahu yang memperkenalkan dirinya sebagai Quin itu.
Intinya, Quin mengucapkan terima kasih karena padaku karena sudah menolongnya saat ia ribut dengan pak Ryan.