"Ya?" dia menghentikan langkah sejenak dan memandangku. Â Rambut pendeknya masih terlihat basah.
"I love you."
Mendengar kata-kataku barusan, istriku tertawa kecil.
***
Jam 08.20, aku turun dari ojek online dan bergegas menuju mesin presensi.
Walaupun entah apakah masih ada gunanya buatku.
Mungkin saja ini bakal jadi hari terakhirku bekerja di sini.
Hanya beberapa saat sebelum pintu lift tertutup, aku melihat Bella si cantik sekretaris direksi berlari ke arahku.
"Tunggu!" teriaknya.
Tanpa pikir panjang, aku menekan tombol -- menahan agar pintu tidak tertutup.
Terlambat?