"Pak?" sekali lagi hanya itu yang bisa kuucapkan.
Tiba-tiba perempuan itu menghambur memelukku.
"Tolong, tolong aku!" katanya.
Tapi aku hanya bisa terdiam.
Aku tak tahu harus bagaimana.
Pak Ryan -- bosku -- juga sama, terdiam sepertiku.
"Tolong aku," perempuan itu sekali lagi bersuara kali ini disertai isak tangisnya.
Sekali lagi, aku hanya mematung.
Aku memandang Pak Ryan.
Pak Ryan menarik napas, kemudian meninggalkan kami tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Aku...