"Kenapa?!" kali ini terdengar suara seorang perempuan.
Aku berhenti sejenak, memastikan apa yang kudengar.
"Kenapa sih kamu selalu begini tiap hari?!" tanya si laki-laki, marah.
"Lho kenapa?! Â Apa hakmu ngelarang-larang?!" sergah si perempuan.
Oh, sepertinya pertengkaran biasa, pikirku setelah menguping cukup lama.
Aku pun kembali melangkahkan kaki sementara pertengkaran itu terdengar makin sengit.
"Hei! Â Kamu harusnya inget kalau kamu itu--"
Bodo ah, bukan urusan--
PLAK!
PLAKK!
Terdengar beberapa kali tamparan diikuti jerit kesakitan, teriakan marah, dan tangisan.