Untuk sekejap, pikiran kotorku menyajikan satu fantasi liar yang nikmat, apalagi--
Ting!
Pintu lift terbuka.
Hah?
Sudah sampai?
Aku bahkan belum ngobrol sama dia!
Keputusanku menahan lift tadi membawa konsekuensi.
Antrian panjang di mesin pemindai.
Aku gelisah.
***
Aku beruntung.