Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Bermata Bulan Sabit

19 Juni 2017   16:54 Diperbarui: 20 Juni 2017   21:03 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, sumber: nziff

Aku terkesiap!

"Bang, awas rampok!  Minggir" terdengar seruan para pengejar.

"Minggir, Bang!  Bahaya!"

"Minggir!"

"Hei, minggir lu!" orang yang dikejar itu berteriak padaku.  "MINGGIR!!  Lu mau mati?!"  Tangan kanannya bergerak, tangan yang menggenggam senjata tajam.

Brug!

Aku tak tahu apa yang terjadi sepersekian detik tadi, yang kutahu adalah aku kini terbaring memandang langit.

Aku terjatuh?  Kapan?  Kenapa?

Mataku mengerjap.  Otakku berusaha mencerna apa yang barusan terjadi.

Apa yang terjadi?

"Udah gua bilangin minggir lu nggak minggir.  Mampus lu!"

Itu suara orang yang dikejar tadi.

Orang dengan senjata tajam di tangannya.

Senjata berlumur darah!

Apa aku...

Diserang?

Hujan kembali turun.

Masih dalam posisi terbaring, aku merasa tubuhku semakin ringan seiring penglihatan, pendengaran, dan kesadaranku yang semakin lemah.  Suara-suara di sekitarku semakin jauh.

"Tolongin dia!"

"Dia disabet sama rampok tadi!"

"Cepetan tolong!"

"Ada kain nggak?"

"Bang!  Bang!  Sadar, Bang!"

"Dia masih hidup?"

"Panggil polisi sama ambulan, cepetan!"

Makin lama semua terasa makin jauh, namun sebelum semuanya benar-benar gelap dan sunyi, aku sempat menangkap satu suara yang sangat kukenal.

"Dani, bukankah aku sudah minta kamu melupakanku?"

Suara itu -- lebih tepatnya bisikan itu - terdengar sangat pilu.

-Jakarta, 19 Juni 2017-

Catatan:

  1. Dalam budaya asli Amerika, dreamcatcher adalah benda buatan tangan berdasar lingkaran willow, yang ditenun jaring longgar. Dreamcatcher tersebut kemudian dihiasi dengan barang-barang pribadi dan suci seperti bulu dan manik-manik.  Menurut legenda bangsa Indian, Dreamcatcher itu punya banyak arti dan biasanya digunakan untuk menangkap mimpi-mimpi yang bagus.  Sedangkan untuk mimpi buruk dipercaya akan terjebak di tali temalinya lalu hilang beserta terbitnya matahari.  Sumber
  2. Thea diambil dari Theia, dewi penglihatan/pemandangan bangsa Yunani kuno. Sumber

Tulisan ini dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.  Disclaimer selengkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun