Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fly Me To The Moon #2 : Storm

11 Maret 2016   18:13 Diperbarui: 19 Maret 2016   15:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tiangong Space Station,” gumam Dirga.

Stasiun Luar Angkasa China tersebut dibangun tahun 2020 dan selesai dalam waktu 5 tahun namun baru dioperasikan 1 tahun kemudian.  Dibanding stasiun luar angkasa Amerika dan Russia yang sudah lebih tua usianya, ukuran Tiangong Space Station jauh lebih besar – bahkan bila kedua stasiun luar angkasa rivalnya tersebut digabung menjadi satu.

“Luar biasa, megahnya,” aku bergumam, apalagi tatkala aku melihat bahwa beberapa bagian stasiun tersebut berwarna merah menyala, warna yang menjadi ciri khas negara berpenduduk terbesar di dunia tersebut.

Seiring dengan kekuatan pengaruh China terhadap hampir separuh negara di dunia, negara tersebut terus mengembangkan stasiun luar angkasanya.

Yang membuatku sangat takjub tatkala melintasi stasiun luar angkasa tersebut adalah adanya beberapa modul yang sengaja dibuat transparan.  Modul itu berupa kubah berisikan tanaman yang setiap beberapa waktu sekali dibuka secara otomatis agar terpapar kondisi ekstrem antariksa.  Durasi paparan awalnya berlangsung beberapa menit untuk kemudian secara bertahap semakin diperlama.  Sayangnya jarak yang jauh membuatku tidak bisa memastikan tanaman apa saja yang berada dalam kubah tersebut.

“Jadi kabar itu benar,” aku tak melepas pandangan dari modul tersebut.  “Mereka sedang mengadakan eksperimen untuk mengembangkan tanaman yang tahan terhadap kondisi ekstem di luar Bumi.  Benar-benar luar biasa!”

“Mereka bahkan sampai memikirkan aspek estetika stasiun,” Dirga menggelengkan kepalanya.

Di puncak Tiangong dipasang bendera China berukuran raksasa yang sekaligus menjadi modul panel surya sebagai sumber tenaga utama.  Di waktu-waktu tertentu, bendera ini sengaja diproyeksikan agar bisa terlihat dari Bumi seolah memberi pesan pada orang-orang di permukaan tentang supremasi negara Asia tersebut.

Dan tindakan tersebut membuat beberapa negara meradang – termasuk Israel sebagai negara adidaya rival China.

Sebetulnya ketegangan antar dua negara adidaya tersebut bermula semenjak Israel mencurigai bahwa Tiangong memiliki fungsi ganda sebagai meriam luar angkasa China.  Hasil intelijen negara tersebut mengungkap adanya indikasi moncong nuklir Tiangong yang diarahkan ke Tel Aviv.  Ketika dikonfirmasi, Beijing tidak menyangkal maupun mengiyakan, tentu saja ini membuat Israel makin meradang.  Negara yang terletak di Timur Tengah tersebut meningkatkan anggaran militernya 5 kali lipat sebagai persiapan menghadapi kemungkinan terburuk akibat langkah China.

“Apa laporan intelijen itu benar?” tanyaku.  “Apa benar ada senjata di Tiangong yang mengarah ke Tel Aviv?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun