Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Efemeral #2 : Kenyataan

30 November 2015   09:06 Diperbarui: 30 November 2015   09:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak apa-apa," Bu Sutirah tersenyum.  "Setiap kali Mas Bagus keluar rumah dan belum pulang hingga tengah malam, saya selalu tidur di teras, menunggu Mas Bagus pulang."

Aku terhenyak!

Manusia macam apa si Bagus ini?! rutukku dalam hati.

"Bukan, Pak.  Bukan Mas Bagus yang nyuruh saya tidur di luar," Bu Sutirah seolah bisa membaca pikiranku.  "Itu kemauan saya sendiri biar saya bisa tahu kapan Mas Bagus pulang."

Aku bergidik ngeri.

"Semalam Mas Bagus pulang dalam keadaan mabuk berat," lanjut Bu Sutirah.  "Tapi kali ini mabuknya benar-benar parah karena untuk berdiri pun ia bahkan tak sanggup.  Gilanya lagi, teman-temannya menggeletakkan Mas Bagus begitu saja di depan pagar kemudian meninggalkannya begitu saja."

Tubuhku semakin menggigil, semakin ngeri membayangkan apa yang 'diriku' perbuat selama ini.

"Susah payah saya membawa Mas Bagus ke kamarnya, membersihkan badannya, kemudian mengganti pakaiannya dan membiarkannya beristirahat,"  Bu Sutirah menghela napas - berat.  "Selanjutnya saya tidak tahu apa yang terjadi selama Mas Bagus beristirahat.  Saya hanya tahu bahwa tadi pagi tubuh Mas Bagus sudah diisi orang lain yaitu Pak Restu."

Aku ikut menghela napas dan menutup wajah dengan kedua tangan.

Orang seperti apa kamu, Bagus?

Kami berdua terdiam dalam keheningan, semua hanyut dalam pikiran masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun