Semuanya untuk satu tujuan.
Impian Nisa. Impianku.
"Gimana, Ndi? Sudah ada kabar baik?" tanya Edi, sahabat sekaligus tetangga kosku.
Aku hanya menggeleng pelan.
Edi tampak prihatin,
"Sabar aja. Nyari kerja sekarang ini memang tambah susah."
Aku memperhatikan Edi yang sedang mempersiapkan perlengkapan kerjanya; sebuah radio tape murahan, kecrekan, dan...
"Kalo lu mau, kita bareng aja," tegur Edi tiba-tiba.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Yah kerja kaya' gue gini, ngamen. Muka lu bersih, pasti bisa dapet banyak duit. Maaf lho, Ndi. Itu juga kalo lu mau."
Aku terdiam.