"Sudah berapa lama kamu kerja di sini?" suara Pak Jun menyadarkanku. "Delapan bulan? Sembilan bulan?"
"Awal bulan nanti pas sembilan bulan, Pak," aku masih menebak-nebak ke mana arah pembicaraan ini.
Pak Jun mengangguk-angguk.
"Jadi gini," ujarnya pelan yang makin menambah kecemasanku. "Sebelumnya saya bener-bener minta maaf. Ini bukan kemauan saya, tapi permintaan langsung dari owner yang bermaksud melakukan efisiensi karena beberapa bulan ini pendapatan kita tidak sesuai target..."
Aku lemas.
Aku sudah tidak menyimak lagi apa yang dikatakan Pak Jun. Aku hanya tertunduk sembari memandang sepatuku, sepatu murah yang meski tidak mengkilap namun menjadi saksi bisu perjuanganku selama ini.
Aku di-PHK!
* * *
Empat bulan berlalu semenjak kontrak kerjaku diputus.
Aku masih bertahan tinggal di ibukota, mengandalkan uang tabungan yang sedianya akan kugunakan untuk meminang Nisa.
Untuk menghemat pengeluaran, aku pindah ke kos yang lebih murah. Beberapa barang yang kumiliki juga sudah kujual.