Julia – sosok itu – kembali tersenyun.
“Tentu saja kami senang dengan seringnya Bapak berkunjung kemari, nampaknya pameran seni tentang sejarah vegetasi di Bumi sangat menarik minat Bapak.”
Ia kemudian menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan sedikit menundukkan kepala sebagai ucapan selamat datang padaku. Masih dengan senyum ramahnya, ia kemudian mempersilakan aku memasuki ruang utama Galeri Nasional.
“Silakan,” ujarnya.
Selama 40 menit berikutnya ia memberi penjelasan singkat tentang materi-materi yang dipamerkan. Aku hanya mengangguk-angguk dan sesekali bertanya detail sambil memandang wajah pemanduku itu.
Sungguh aku tak pernah bosan memandang wajahnya.
Dialah alasan mengapa aku sering berkunjung kemari sepulang kerja sebagai seorang pengembang aplikasi.
Dan sekeping memoriku menyeruak saat melihatnya.
Selalu.
“Bagaimana, Bapak Andre? Apa ada pertanyaan?”
Aku tak menghiraukan pertanyaan Julia dan hanya menatapnya tanpa berkedip.