“Tapi kali ini kita jalan kaki saja, nggak usah pake mobil atau motor,” lanjut Seruni.
“Mana bisa kita ketemu Bunda kalau cuma jalan kaki?” tukas Malik.
“Bang,” jawab Seruni sabar, “Runi tahu Abang sudah bertahun-tahun berusaha mencari Bunda, tapi mungkin Abang selama ini kurang ikhlas nyari Bunda.”
“Maksudmu?” tanya Malik lagi.
“Bang, selama ini Abang selalu nyari dengan panik karena target Abang bahwa Bunda harus ketemu sebelum bulan Ramadhan berakhir. Abang panik, Abang nggak tenang nyari Bunda.”
Malik tertegun.
Runi benar.
Selama ini aku seperti orang kesetanan, panik nyari kesana-kemari.
“Jadi, Runi pikir, biarlah hari ini kita coba menemukan Bunda dengan keikhlasan hati Abang. Insya Allah ada hasilnya, Bang.”
Hati Malik serasa disiram air yang menyejukkan mendengar perkataan istrinya barusan. Ia tersenyum dan menggenggam kedua tangan istrinya.
“Kamu benar, Dik. Kamu benar. Selama ini Abang kurang ikhlas nyari Bunda. Runi, terimakasih, Abang sekarang sadar kesalahan Abang selama ini.”