Rian, siswa kelas XII awalnya berpacaran dengan Lintang. Namun tepat di hari ulang tahun Lintang, mereka putus. Kini Rian berpacaran dengan Rin. Tapi perasaannya tidak bisa dibohongi, dia masih memendam rasa cinta pada Lintang - sama seperti perasaan Lintang pada Rian. Bagaimana hubungan mereka berdua selanjutnya?
CHAPTER 18
Bel yang menandakan usainya pelajaran hari ini sudah berbunyi. Siswa-siswi SMA Dian Pelita menghambur keluar untuk kembali ke rumah masing-masing. Di antara mereka tampak Aksa, Rian, dan Lintang.
Sesampainya di gerbang sekolah, Aksa berpisah dengan kedua sahabatnya.
“Biasa, ekskul manajemen bisnis,” katanya.
“Sampai ketemu besok,” ujar Lintang.
Tanpa mereka sadari, saat itu ada sepasang mata yang terus memperhatikan Lintang. Mata yang tersembunyi di balik kacamata hitam itu terus mengikuti gerakan Lintang ke manapun arahnya. Ketika dilihatnya Lintang dan Rian sudah jauh dari sekolah, orang tersebut menstarter motornya – Kawasaki Ninja warna hitam - yang kemudian bergerak perlahan ke arah mereka.
Lintang dan Rian masih tidak menyadari apa yang terjadi. Mereka kini semakin jauh dari sekolah.
Di suatu tempat yang agak sepi, pengendara motor tersebut memacu motor hitamnya dengan cepat dan semakin cepat.
Bruumm!!
Hanya beberapa meter setelah melewati targetnya, motor tersebut mendadak berhenti melintang, menghadang jalan Lintang dan Rian!
Belum hilang keterkejutan mereka, pengendara motor di balik kacamata hitam tersebut menghampiri Rian dan mendorongnya hingga pemuda itu hampir terjatuh.
“Rian!” Lintang menjerit.
Lintang menghampiri Rian,
“Kamu nggak apa-apa?”
“Aku nggak apa-apa, aku cuma kaget,” jawab Rian.
Keduanya memandang si pengendara motor yang kini sudah membuka kacamata hitamnya. Saat itu Lintang sadar siapa orang yang mendorong Rian.
“Niko! “ teriaknya.
Niko? Batin Rian.
Jadi ini orangnya…
Sebelum Rian sempat membuka mulut, dilihatnya Lintang menghampiri Niko.
“Mau apa kamu?!” teriak Lintang, “Aku sudah bilang, aku nggak mau ketemu kamu lagi!”
“Lintang, please,” sahut Niko, “Dengarkan aku dulu.”
“Nggak perlu! Aku nggak mau dengar apapun dari kamu!”
Lintang dan Niko terlibat keributan. Untunglah saat itu jalanan sedang sepi sehingga pertengkaran mereka tidak menarik perhatian banyak orang.
Namun tidak begitu jauh dari lokasi mereka, nampak sebuah Mitsubishi Pajero berwarna hitam yang berisi empat orang penumpang berbadan tegap berpakaian safari hitam-hitam. Pajero tersebut terparkir di pinggir jalan – kelihatannya menunggu perkembangan yang terjadi.
“Gimana, Ndan?” tanya salah seorang dari mereka.
Pria yang dipanggil “Ndan” tadi menyahut,
“Biarkan, kita nggak perlu ikut campur masalah seperti ini.”
“Siap!”
Lintang dan Niko masih terlibat pertengkaran,
“Lintang. Setidaknya biar aku jelasin dulu…”
Niko memegang tangan Lintang,
“Please, ikut aku sebentar. Aku janji nggak bakal ada apa-apa…”
“Lepaskan aku, Niko!” Lintang yang tidak sudi disentuh oleh Niko berteriak dan berontak.
Rian – yang sejak tadi diam melihat pertengkaran mereka – bergerak ketika melihat Niko berusaha menarik paksa Lintang.
“Hei tunggu!” serunya.
Di dalam Pajero,
“Ndan?”
“Oke, persempit jarak!”
Pajero hitam tersebut bergerak perlahan mendekati titik keributan.
Niko menarik tangan Lintang.
Lintang meronta dan berontak.
Rian berusaha mencegah hal yang lebih buruk terjadi. Dia berupaya melepaskan Lintang dari Niko,
“Dia nggak mau ikut kamu! Jangan dipaksa!”
Usahanya berhasil, saat ini pegangan tangan Niko terlepas dari Lintang. Dan akibatnya, Niko memandang Rian dengan wajah merah padam.
“Jangan ikut campur!” geram Niko, “Aku pacarnya! Aku lebih kenal Lintang dari siapapun!”
“Pacarnya? Huh! Walau kamu pacarnya, kamu nggak bisa narik-narik Lintang seperti itu” balas Rian.
Suasana semakin tegang. Niko mengangkat kedua tangannya setinggi dagu dan mengepalkannya. Gestur Niko membuat Rian waspada, begitu juga orang-orang yang berada di dalam Pajero hitam.
“Ndan?”
“Bawel banget lu ah!Tunggu dulu nape!” yang ditanya malahan menjawab dengan logat Betawi yang kental.
Lintang terbelalak.
Mereka mau berkelahi!
“Niko! Rian! Tunggu!”
Lintang berlari menghampiri mereka, berdiri di tengah-tengah kedua pemuda yang saat ini sedang saling berhadapan.
“Niko!” serunya.
“Lintang,” desis Niko, “Minggir.”
“Nggak! Aku nggak akan minggir selama kalian masih mau berkelahi!”
Niko memejamkan matanya dan menunduk.
“Maaf,” katanya.
Kemudian tanpa sadar dia mendorong Lintang – ke tengah jalan!
Tepat pada saat itu sebuah motor melaju.
Semua terkejut!
“Ndan?”
“Gawat!!”
Terdengar klakson panjang diikuti bunyi rem mendecit keras menggesek aspal.
Tapi terlambat!
Tabrakan tak bisa dihindari!
Suasana sekejap hening.
Niko tercekat!
(Catatan penulis : dalam bayangan saya, adegan-adegan di bawah ini berjalan menggunakan teknik slow motion alias gerak lambat, tidak ada suara apapun selain dialog dan suara jantung berdentam. Selamat berimajinasi!)
Dari kejauhan, tampak orang-orang di Pajero hitam itu keluar dari mobil dan mendekati lokasi kecelakaan sambil salah seorang diantaranya berkomunikasi menggunakan ponsel. Tidak jelas apa yang dibicarakannya.
Sekejap kemudian, suasana di jalan tersebut mendadak macet dan riuh karena kecelakaan itu.
Terlihat sesosok tubuh tertelungkup di tengah jalan dan seorang gadis terduduk menangis histeris di sampingnya.
Gadis itu – Lintang!
“Riaaan!RIAAANN!” jerit Lintang di sela-sela tangisnya.
Namun tubuh Rian tak bergerak.
(Bersambung)
Sesuatu yang buruk terjadi! Rian mengalami kecelakaan! Bagaimana bisa? Bukankah Lintang yang tadi didorong oleh Niko? Bagaimana reaksi Rin nanti saat mengetahui bahwa kecelakaan yang menimpa Rian ada hubungannya dengan Lintang? Ikuti chapter berikutnya...“Kisah Dua Hati” terbit tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu, dan Jumat…
Kisah Dua Hati #19 : Insiden! Part II | Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!
Sumber gambar : favim.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H