Kemudian tanpa sadar dia mendorong Lintang – ke tengah jalan!
Tepat pada saat itu sebuah motor melaju.
Semua terkejut!
“Ndan?”
“Gawat!!”
Terdengar klakson panjang diikuti bunyi rem mendecit keras menggesek aspal.
Tapi terlambat!
Tabrakan tak bisa dihindari!
Suasana sekejap hening.
Niko tercekat!
(Catatan penulis : dalam bayangan saya, adegan-adegan di bawah ini berjalan menggunakan teknik slow motion alias gerak lambat, tidak ada suara apapun selain dialog dan suara jantung berdentam. Selamat berimajinasi!)
Dari kejauhan, tampak orang-orang di Pajero hitam itu keluar dari mobil dan mendekati lokasi kecelakaan sambil salah seorang diantaranya berkomunikasi menggunakan ponsel. Tidak jelas apa yang dibicarakannya.
Sekejap kemudian, suasana di jalan tersebut mendadak macet dan riuh karena kecelakaan itu.
Terlihat sesosok tubuh tertelungkup di tengah jalan dan seorang gadis terduduk menangis histeris di sampingnya.
Gadis itu – Lintang!
“Riaaan!RIAAANN!” jerit Lintang di sela-sela tangisnya.
Namun tubuh Rian tak bergerak.
(Bersambung)
Sesuatu yang buruk terjadi! Rian mengalami kecelakaan! Bagaimana bisa? Bukankah Lintang yang tadi didorong oleh Niko? Bagaimana reaksi Rin nanti saat mengetahui bahwa kecelakaan yang menimpa Rian ada hubungannya dengan Lintang? Ikuti chapter berikutnya...“Kisah Dua Hati” terbit tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu, dan Jumat…
Kisah Dua Hati #19 : Insiden! Part II | Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!
Sumber gambar : favim.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H