Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Dua Hati #18: Insiden! Part I

13 Juni 2014   14:01 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:56 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402599861958499860


Lintang dan Niko masih terlibat pertengkaran,


“Lintang.  Setidaknya biar aku jelasin dulu…”


Niko memegang tangan Lintang,


“Please, ikut aku sebentar.  Aku janji nggak bakal ada apa-apa…”


“Lepaskan aku, Niko!” Lintang yang tidak sudi disentuh oleh Niko berteriak dan berontak.


Rian – yang sejak tadi diam melihat pertengkaran mereka – bergerak ketika melihat Niko berusaha menarik paksa Lintang.


“Hei tunggu!” serunya.


Di dalam Pajero,


“Ndan?”


“Oke, persempit jarak!”


Pajero hitam tersebut bergerak perlahan mendekati titik keributan.

Niko menarik tangan Lintang.

Lintang meronta dan berontak.

Rian berusaha mencegah hal yang lebih buruk terjadi.  Dia berupaya melepaskan Lintang dari Niko,


“Dia nggak mau ikut kamu!  Jangan dipaksa!”


Usahanya berhasil, saat ini pegangan tangan Niko terlepas dari Lintang.  Dan akibatnya, Niko memandang Rian dengan wajah merah padam.


“Jangan ikut campur!” geram Niko, “Aku pacarnya!  Aku lebih kenal Lintang dari siapapun!”


“Pacarnya?  Huh!  Walau kamu pacarnya, kamu nggak bisa narik-narik Lintang seperti itu” balas Rian.


Suasana semakin tegang.  Niko mengangkat kedua tangannya setinggi dagu dan mengepalkannya.  Gestur Niko membuat Rian waspada, begitu juga orang-orang yang berada di dalam Pajero hitam.


“Ndan?”


“Bawel banget lu ah!Tunggu dulu nape!” yang ditanya malahan menjawab dengan logat Betawi yang kental.


Lintang terbelalak.


Mereka mau berkelahi!


“Niko!  Rian!  Tunggu!”


Lintang berlari menghampiri mereka, berdiri di tengah-tengah kedua pemuda yang saat ini sedang saling berhadapan.


“Niko!” serunya.


“Lintang,” desis Niko, “Minggir.”


“Nggak!  Aku nggak akan minggir selama kalian masih mau berkelahi!”


Niko memejamkan matanya dan menunduk.


“Maaf,” katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun