“Nggak apa-apa, Aya.”
Aku pantas menerima kehampaan hati ini setelah semua kesalahan yang kulakukan padamu, Aya. Berbahagialah dengannya.
Baik Rin maupun Tama masih bergeming. Keduanya saat ini tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“Tama, kamu tau?" gumam Rin.“Tau... apa?” Tama bingung.
“Kamu tau? Aku nggak rela kalo kamu sampe sakit gara-gara ini...”
“Eh?”
“Aku bilang, kamu jangan sakit. Aku nggak rela kalo kamu sampe sakit...”
“Aya?”
Tama tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, ia melihat Rin mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum dan berkata,
“Kamu ikut aku ke rumah. Di sana mungkin ada baju kering.”“A... Aya? Kamu? Kamu serius?”
* * *