Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ada Cinta #7: Sebuah Ajakan

26 September 2014   14:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:27 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku cuma nggak enak badan,” jawab Nay dengan suara yang sengaja dilirihkan.


Jarak dari sekolah ke rumah sekitar 4 kilometer melewati jalan raya, jalan kecil, area persawahan, dan beberapa gang.  Saat itu jam 12 siang, matahari sedang tepat berada di atas kepala.

Peluh Angga bercucuran.  Sejujurnya, memboncengkan seorang perempuan - apalagi yang mengenakan rok - merupakan hal yang sedikit menyulitkan karena si pembonceng pasti akan duduk menyamping.  Dibutuhkan usaha ekstra untuk tetap menjaga keseimbangan sepeda yang dikayuhnya.

Apalagi dia sedang sakit, aku nggak bisa seenaknya aja bawa sepeda, pikir Angga.


Jalan raya yang padat dan ramai sudah mereka tinggalkan, saat ini mereka melewati area persawahan.  Angga terus mengayuh.  Saat itu hanya terdengar suara rantai sepeda yang bergesekan dengan penutupnya - seirama derit pedal yang dikayuh.

"Hhh... hssh..."


Nay mendengar Angga yang terengah-engah.  Jalanan di situ memang sedikit menanjak.  Biasanya Angga meminta Nay turun agar dirinya bisa lebih mudah melewati tanjakan tersebut.

Tapi kali ini tidak. Angga terus mengayuh.

“Kok kamu nggak minta aku turun?” tanya Nay.

“Ngg… nggak apa-apa.  Kamu ‘kan lagi sakit...” jawab Angga ngos-ngosan sambil terus mengayuh.


Nay terpana mendengarnya.

“Aku turun aja nggak apa-apa kok,” ujarnya kemudian.


Angga tak menjawab, dia terus saja mengayuh dan mengayuh hingga akhirnya mereka tiba di puncak tanjakan.

“Hufft!  Done!” desis Angga lega.


Ia berhenti sebentar, mengusap peluh di wajahnya, kemudian menoleh ke arah Nay.

“Siap ya?” tanyanya yang dibalas dengan anggukan Nay.


Wuush!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun