Saat ini di kamarnya, Ami pun tersenyum membaca pesan dari Nay.
Kamu memang sahabatku yang paling baik...
Sewaktu tidak masuk sekolah akibat luka hatinya, ia tahu bahwa Nay-lah yang paling mengkhawatirkan kondisinya. Beberapa kali Nay mengungkapkan maksudnya untuk berkunjung – satu hal yang selalu ditolaknya.
Perhatian Nay itulah yang pada akhirnya meluluhkan Ami. Ia merelakan Angga. Ia mundur dan memutuskan untuk tidak bersaing dengan Nay. Tapi ia memutuskan untuk tetap menyimpan surat yang pernah ditulisnya untuk Angga, surat yang mungkin tak akan pernah ia kirimkan.
“Udah, aku udah baikan. Maaf ya kemarin aku nggak mau dibesuk, bukannya kenapa, aku takut temen-temen nanti pada ketularan. Kan repot kalo satu sekolah nanti nggak masuk semua :D”
Ami kemudian memandang ke luar jendela. Langit malam tampak indah dan cerah.
Hhh... seandainya saja...
* * *
(Catatan penulis : untuk musik pengiring adegan di bawah ini sampai selesai, saya menawarkan instrumentalia cantik “River Flows in You” yang dibawakan oleh Yiruma, semoga suasananya pas. Selamat berimajinasi!)
Saat ini sudah hampir jam 12 malam.
Angga menunggu.